Mohon tunggu...
Yunia Isnaeni
Yunia Isnaeni Mohon Tunggu... -

me, my self, and i..

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Untuk Cinta Tanpa Syarat

23 Oktober 2012   03:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:30 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kutuliskan tentangmu karena kau memang begitu dalam terpatri dalam hidupku,

Engkau adalah seseorang yang tak menyatakan cinta kepadaku, melainkan kepada kedua orang tuaku. Yang tak pernah menyerah untuk meyakinkan, bahwa engkau adalah seseorang yang yang aku cari untuk mengisi langkah hidup bersamamu. Yang tak pernah berhenti untuk membujukku bahwa bersamamu semua akan lebih indah...
Dan kau mewujudkan semua itu dalam sebuah acara lamaran sederhana pada tanggal 18 Agustus 2007 dan meresmikan dalam sebuah pernikahan pada 25 November 2007.
Engkau meyakinkan bahwa, aku tak akan pernah merasa miskin bila bersamamu, karena kehidupan kita akan tersangga cinta dan kebersamaan karena Sang Pencipta.
Engkau mendidik ku untuk jangan malu menjadi pedagang keliling untuk mendapatkan rezeki, asalkan semua yang kita dapatkan Halal di mata sang Kuasa. Kau juga mendorongku agar selalu menjadi pegawai yang jujur dan ingat akan barokah dari segala sesuatu yang kecil.
Engkau mengajarkan pada ku bahwa mendidik anak adalah dengan cinta, bukan karena tanggung jawab semata. Karena segala sesuatu yang di dasari cinta akan melahirkan ketulusan.
Engkau adalah contoh untuk kami, aku dan kedua anak kita, bahwa belajar itu bukan hanya dari sekolah, tapi bagaimana kita bergaul sehari-hari. Tak perduli dengan si kaya, si miskin, si tukang sate keliling, si juragan karet, si pejabat, si tukang ojeg...dan si...si...si.. yang lain.
Engkau juga membuktikan padaku, bahwa memandikan anak, menyuapi, mengajak berjalan-jalan bukan melulu pekerjaan seorang ibu. Ayah adalah tulang punggung sekaligus bunda bagi anak-anakmu. Lelah, letih, marah...tak pernah kau tampak kan itu di mata kami.

Ku tuliskan cerita ini, karena engkau begitu merasuk dalam jiwaku,

Engkau tak pernah ingin mengacaukan apa yang pernah kita rencanakn jauh-jauh hari sebelum terlaksana, apapun, sekecil apapun itu...
Engkau tak pernah mengeluh bahkan dalam keadaan sangat terjepitpun. Senyum adalah nyawa bagimu
Engkau juga tak pernah merasa ada ssesuatu yang menggerogoti secara kejam di dalam tubuhmu, setidaknya tidak pernah mengaku di depan kami, atau orang-orang terdekatmu, karena engkau begitu takut kami khawatir dan terpuruk...
Engkau memendam itu agar tak ada kata repot dan takut.
Tak mau merepitkan, hingga memasuki hari akhirmu, kau melangkah masuk dengan kedua kakimu menuju pembaringan terakhir itu...
Tak ada keluh,
Tak ada kesah,
Hanya engkau yang merasa bahwa sakit itu begitu menyiksa..
Tak ada suara rintih,
Tak ada suara tangis,
Karena engkau betul-betul tak ingin kami tau bahwa malaikat maut sudah berada di sampingmu sejak beberapa hari sebelum itu...

Kutuliskan kisah ini, karena engkau begitu indah menutup hidupmu bersamaku,

Engkau menghabiskan sisa hidupmu bersama kami dalam kenangan yang menyenangkan.
Mengajak kami berkeliling dalam langkah kebersamaan dan senyuman selama 4 hari terakhir.
Cinta itu, sayang itu, benar-banra engkau persembahkan untukku, istrimu dan kedua buah hati kita, Hanun dan Arka...

Terima kasih sudah menjadi partner hidup terbaik yang pernah aku miliki selama ini,
Terima kasih untuk mengajarkan bahwa cinta itu tak pernah mati bagi kami,
Terima kasih untuk menjadi guru hidup bagi sekelilingmu,
5 tahun itu singkat tapi bermakna sangat dalam

Ku tulis ini agar aku selalu ingat, bahwa pernah ada cinta yang begitu dalam hadir dalam kehidupanku.

tentang Cinta tanpa syarat...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun