Surah Fussilat merupakan surah ke-41 dalam Al-Qur'an. Ayat 33 hingga 35 dari surah ini mengandung pesan yang mendalam tentang pentingnya dakwah, kebaikan, dan kesabaran. Mengamalkan hikmah dari ayat-ayat ini tidak hanya memberikan manfaat individu tetapi juga membangun masyarakat yang harmonis dan penuh rahmat.
"Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan kebajikan dan berkata, 'Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?'. Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Dan sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar." (QS. Fussilat: 33-35)
Ayat 33 menekankan pentingnya dakwah atau menyeru kepada jalan Allah dengan cara yang bijaksana dan baik. Ini menunjukkan bahwa menyampaikan pesan Islam harus dilakukan dengan penuh hikmah dan kebaikan. Orang yang berdakwah harus menjadi teladan dalam berperilaku dan berbicara, sehingga orang lain merasa tertarik untuk mengikuti jejaknya. Dalam konteks modern, ini bisa diimplementasikan melalui berbagai media, baik secara langsung maupun digital, dengan tetap menjaga adab dan etika komunikasi.
Ayat 34 mengajarkan bahwa kebaikan dan kejahatan tidaklah sama. Kita diperintahkan untuk menolak kejahatan dengan cara yang lebih baik, bukan dengan balas dendam atau kebencian. Implementasi dari hikmah ini adalah dengan selalu berusaha menjaga sikap positif dan konstruktif dalam menghadapi situasi buruk atau konflik. Misalnya, ketika menghadapi kritik atau fitnah, kita harus merespons dengan kesabaran dan kebaikan, bukan dengan kemarahan atau kebencian.
Ayat 35 menjelaskan bahwa sifat-sifat baik seperti kesabaran hanya diberikan kepada mereka yang memiliki keberuntungan besar. Kesabaran adalah kunci utama dalam menghadapi berbagai ujian dan tantangan hidup. Mengamalkan hikmah ini berarti kita harus terus melatih diri untuk tetap sabar dalam segala keadaan, baik dalam urusan pribadi maupun dalam interaksi sosial. Kesabaran akan mendatangkan rahmat dan keberuntungan yang besar, baik di dunia maupun di akhirat.
Mengamalkan hikmah dari Surah Fussilat ayat 33-35 adalah upaya untuk menjadi individu yang lebih baik dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Dakwah yang bijaksana, penerapan kebaikan dalam menghadapi kejahatan, serta kesabaran dalam menjalani kehidupan adalah prinsip-prinsip utama yang harus dipegang teguh. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai ini, kita dapat membangun lingkungan yang harmonis dan penuh kasih sayang, serta meraih keberuntungan besar yang dijanjikan Allah SWT.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H