Mohon tunggu...
Nais Saepulhaq
Nais Saepulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Republik Tinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Petasan MP3, Menangkal Budaya Persekusi

2 Juni 2017   16:17 Diperbarui: 2 Juni 2017   16:28 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://cdns.klimg.com/merdeka.com

Persekusi bukan hanya terjadi tentang isu politik dan SARA, tetapi bisa berawal dari sebuah kesenjangan sosial. Salahsatunya disebabkan oleh tradisi yang sudah tidak lagi diterima menjadi tradisi bersama, melainkan sebagian pihak. Suatu hari Ujang curhat kepada Akang yang dianggap selalu punya ide cerdas. Ujang berharap tidak terjadi tindakan persekusi oleh sebagian masyarakat yang merasa terganggu oleh tradisi petasan di bulan ramdhan.

"Kang, gimana ya ini, disatu sisi petasan itu sudah tradisi dan biar jadi hiburan buat anak anak trus biar anak anak juga merasa bahagia menikmati bulan ramadhan"

"Emang yang jadi masalah gimana, Jang?"

"Tapi disisi lain masyarakat yang lain merasa trganggu dengan bunyi ledakannya, apalagi sebagian masyarakat kita ada yang merasa trauma dengan ledakan bom panci, sehingga sebagian mah suka pada lari lari kalo ada ledakan teh da disangkanya bom panci, Punya solusi ga, Kang?"

"Hmmmm.. Baiklah, saya mau pura pura mikir dulu ya! Hm... Aha... Dapet ide nih, jang!"

"Sudah kuduga akang emang makhluk sejuta ide, gimana tah Kang?"

"Kita bikin Petasan versi MP3 Az! Alasannya kan simple, pertama kita beli petasan pake duit sendiri, tapi anehnya ko orang lain ikut menikmati ledakannya, kan rugi. Nah kalo petasan format Mp3 kan seru, bisa didengarkan dari handphone trus bunyi ledakannya dinikmatin sendiri, trus orang lainpun tidak terganggu dan tidak menyebabkan kesenjangam sosial, gmn jang?"

"Ha.... Good Idea lah, Kang! Lets make it now. semoga ide cerdas ini bisa jadi alternatif solusi tidak terjadinya budaya persekusi di masyarakat"

Happy Ramadhan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun