Mohon tunggu...
Nais Saepulhaq
Nais Saepulhaq Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Republik Tinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

3 Perempuan 212

23 Mei 2017   21:19 Diperbarui: 23 Mei 2017   21:34 1743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Negeri ini seakan tak pernah berhenti dilanda konflik internal. Kasus Ahok boleh dibilang salah satu kasus terbesar di bumi pertiwi indonesia, gemanya hingga terdengar bahkan mendapat sorotan media internasional. Sebuah perhelatan yang bertepatan dengan kontestasi politik Pilkada DKI jakarta yang digelar di tahun 2017 ini. Berawal dari sebuah video viral yang diduga pertama kali diunggah oleh Buni Yani hingga memunculkan interpretasi yang bertentangan dari para netizen. Puncaknya, sebagian komunitas muslim merasa terganggu dengan pernyataan Gubernur DKI Jakarta itu dan membawa permasalahan tersebut ke meja hijau karena dianggap telah terjadi Penistaan Agama yang dilakukan Basuki Thahaja Purnama (BTP). Ahok Effek (AE) ini ternyata sampai hari ini telah menyebabkan polarisasi di tengah masyarakat. Hal ini telah menelorkan kasus baru sebagai buntut dari konflik penistaan. Sebut saja, kasus dugaan upaya makar yang dilakukan oleh tokoh tokoh tertentu yang sampai hari ini masih dalam tahan penyelidikan dan penyelesaian oleh kepolisian hingga kasus dugaan pornografi Firza Husein.

Saya pada tulisan ini tidak akan membahasa kasus ini dari permukaan, tetapi ada hal yang menarik yang menurut saya tidak kalah menarik untuk disoroti. Saya mencoba untuk menitik beratkan pada 3 kasus yang berkaitan, (1) kasus penistaan ahok, (2) kasus chat FH dan (3) kasus Penulis muda belia Pegiat medsos asal Banyuwangi. Saya melihat dari ketiganya ada 3 sosok perempuan yang terpaksa harus terlibat secara langsung atau tidak langsung sebagai efek dari kasus fenomenal, dugaan penistaan yang dilakukan oleh Ahok. Sebuah kasus yang membesarkan nama pasukan yang terlibat bersama pada aksi 212 di monumen nasional Jakarta. Maka agar lebih mempermudah penyebutan bagi ketiga sosok perempuan ini, kemudian semoga tidak berlebihan jika saya mengistilahkannya dengan 3 perempuan 212.

  1. Ahok adalah sosok yang secara terpaksa harus berurusan dengan pihak yang berwajib atas pernyataan kontroversialnya di pulau seribu, Jakarta Selatan. Hakim H. Dwiarso Budi Santiarto, SH. M.Hum selaku hakim ketua, telah memutuskan hukuman 2 tahun penjara bagi BTP. Upaya Banding yang pada mulanya akan diajukan oleh tim kuasa hukum Ahok, ternyata harus berakhir pada Pembatalan atas inisiasi seorang sosok perempuan pendamping hidup Ahok, Veronika Tan. Pada PressConfrenc, Istri Ahok (Veronica Tan) menyampaikan keputusan pembatalan banding sembari membacakan surat yang ditulis di balik jeruji besi oleh BTP. Dengan penuh haru dan tangis, Veronica menyampaikan isi surat. Veronica Tan adalah sosok yang harus selalu tegar, bersabar serta tetap memberi dukungan pada sang suami yang telah digempur habis-habisan oleh serangan para Lawan politiknya. Wanita yang paling tahu tentang siapa sosok Ahok, dan mungkin sosok yang paling yakin atas ketidak mungkinan suaminya berniat untuk menistakan agama mayoritas di indonesia itu (islam). Ya, bagi saya terlepas dari keberpihakan atau ketidak berpihakan atas kasus Ahok ini, saya melihat sosok perempuan inilah yang setidak nya dapat meyakinkan pada Ahok bahwa dirinya siap bersama dan selalu mendampingi sang suami hingga kemungkinan terburuk.
  2. Kasus yang masih terkait dengan Ahok Effek (karena melibatkan tokoh tokoh terkemuka pada kasus Ahok) adalah Video Chat mesum yang dituduhkan kepada FH ternyata telah membawa nama besar Imam besar Front Pembela Islam, Habib Riziq Shihab (HRS) diduga sebagai orang yang menjadi partner chat pada WA Firza. Hingga hari ini kasus ini semakin rumit karena absennya Habib pada undangan/panggilan kepolisian untuk dijadikan saksi. Sehingga menimbulkan spekulasi yang berbeda beda terutama dari pihak lawan yang bersebrangan dengan sang Habib. Kembali yang saya soroti adalah ada sosok perempuan yang hadir dibalik kehidupan HRS. Umi Syarifah adalah istri sholehah yang loyal kepada sang Suami, dan menjadi orang yang pertama marah atas dugaan fitnah pada HRS. Seperti halnya Veronica Tan, Umi pun terus berupaya meyakinkan bahwa dirinya akan selalu tetap setia mendampingi dan memberikan suport pada suaminya untuk tetap menghadapi ‘fitnah’ ini sebagai bentuk konspirasi yang ingin membuat nama sang imam besar tercoreng dimata hukum dan masyarakat umum
  3. Akhir-akhir ini netizen dihebohkan oleh sosok fenomenal, anak muda yang duduk di bangku salah satu SMA di Banyuwangi. Afi Nihaya Faradisa sempat membuat geger para pegiat medsos atas postingannya yang menceritakan pengalamannya untuk berkeputusan tidak menggunakan Gadget selama beberapa hari hingga tulisan terakhirnya tentang ‘Warisan’ yang menceritakan tentang keragaman beragama sebagai warisan dari orangtua. Hal ini mendapatkan sekitar 59 ribu reaksi pro kontra, hingga harus berakhir pada tindakan yang membuat akun si anak cerdas ini tidak bisa diakses selama 24 jam, diduga adanya laporan masal kepada pihak Facebook oleh pihak yang merasa tersinggung oleh postingan Afi. Namun tak lama kemudian, akun kembali pulih dan bisa digunakan lagi. Yang lebih mengerikan, anak belia yang tulisannya tidak menggambarkan usianya itu, sempat mendapatkan ancaman pembunuhan. Tapi Afi dengan dukungan dari para fans nya tidak mengurungkan niat untuk terus berkarya. Bagi saya, Afi adalah sosok perempuan hebat yang menunjukan kepiawaian dan ketidak berpihakannya pada fenomena konflik di negeri ini, dia tetap berkarya sesuai dengan keyakinannya untuk berkontribusi pada bangsa ini sesuai dengan daya nalarnya yang elegan dan cerdas

Ketiga sosok ini, Veronica Tan, Umi Syarifah dan Afi menunjukan peran perempuan ditengah konflik negeri ini. Sosok yang harus tegar melawan emosional dirinya dan selalu bersahabat dengan kesabaran dan tetap menjadi penyokong bagi orang orang yang mereka cintai. Veronika mungkin akan di benci oleh lawan politik Ahok, Umi Syarifah mungkin sama akan menanggung kebencian dari orang orang yang tidak suka Habib, demikian juga Afi harus menjadi tumbal atas liarnya konflik di tanah air. Mereka semua adalah efek dari 212. Tapi saya dengan naluri laki-laki harus sadar diri dan mengapresiasi perjuangan 3 perempuan 212 ini. Mereka lemah tapi selalu berupaya kuat, mereka emosi tapi tetap berupaya sabar, karena mereka tetap berhak mendapatkan gelar Para Pejuang Kebenaran di tanah mereka, karena mereka tetap harus berebut surga di tanah sendiri.

Wallahu A’lam!

Ready Corrected

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun