Mohon tunggu...
Ain Aini
Ain Aini Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Perindu Hujan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Remah-remah Rindu

4 November 2013   05:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:37 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bening mata embun menggores cerita di hamparan pagi. Tentang mimpi yang terpaksa usai sebelum semuanya sempurna terjalani. Lantas menenggelamkanku pada isak yang tertumpah di ujung rakaat.


Sementara fajar,

menyapukan larik indah warnanya. Seiring kepak sayap kupu-kupu yang siap menjemput siang. Menyadarkanku untuk segera mengemas remah-remah rindu yang tercecer diantara kata yang tak sempat terucapkan dan melanjutkan perjalanan kendati ada ribuan rasa yang tak sempat tercecap manisnya.


Dan,

sebelum menjelma menjadi butiran uap yang terbang bersama angin. Kutitipkan remah-remah rinduku pada bening mata embun yang menggantung di ujung daun. Agar tersampaikan pada hujan, untuk menemuiku setelah kemarau berlalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun