Aku terlemparnya jauh,
Aku terdamparnya di sana,
Aku terjatuhkannya dalam,
Aku tertembaknya roboh,
Aku hanya bisa mengeluh,
Aku hanya bisa meraung,
Aku hanya bisa menangis,
Aku hanya bisa gelisah,
Aku berharap hanya pad Sang Pencipta,
Aku bermohon hanya pada Sang Penguasa,
Aku berlindung hanya pada Sang Pencinta,
Aku bernaung hanya pada Sang Pembuat,
Aku kini lunglai tak berdaya,
Aku kini lemah tak berkuasa,
Aku kini luluh tak bertenanga,
Aku kini menyerah tak bernama,
Aku hanya segenggam dari DIA,
Aku hanya setitik dari DIA,
Aku hanya setetes dari DIA,
Aku hanya segini dari DIA,
Aku berusaha bangkit dari ketidakberdayaan,
Aku ingin segera bangun dari tidur nyenyak,
Aku ingin segera berdiri dari kelumpuhan,
Aku ingin cepat berlari mengejar rahmat – NYA,
Aku hampir kehabisan nyawa,
Aku nyaris kehabisan asa,
Aku nyaris kehabisan cinta,
Aku hamper kehabisan rasa,
Aku coba gerakkan syaraf – syaraf kesemangatan,
Aku coba satukan puing – puing cinta,
Aku coba kembalikan angin – angin kedamaian,
Aku coba panggil kembali burung – burung keindahan,
Aku ingin berjumpa dengan –MU,
Aku ingin bercengkrama dengan –MU,
Aku ingin berpelukan dengan –MU,
Aku ingin bermesraan dengan –MU,
Sekarang ……
Yogyakarta
06 01 2005
16.45
http://puisisopian.blogspot.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H