Mohon tunggu...
Fauzan Linka
Fauzan Linka Mohon Tunggu... Sales - Pelajar

Bisa Karena Biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Saling Toleransi Agama di Moment Hari Natal, Demi Majunya NKRI

25 Desember 2015   10:05 Diperbarui: 25 Desember 2015   10:35 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sudah diketahui bahwa Indonesia adalah Negara yang mempunyai rasa toleran yang tinngi dalam agama, warga diberikan hak-hak dan kewajiban sebebas-bebasnya dalam menentukan kepercayaanya sepeerti, islam, Kristen,budha,katholik,kong hu cu dan protestan yang semuanya memiliki keyakinan dan ajaran ajaran sesuai dengan kitab-kitabnya. Indonesia yang hingga detik ini masih kurang dalam toleransi walaupun tidak terpublikasikan tapi nyantanya masih banyak penyerangan-penyeranagn secara sembunyi-sembunyi yang dilakukan oleh kelompok tertentu. Ke enam agama ini harus berjalan bersama demi tujuan yang sama memajukan bangsa Indonesia walau berbeda tentang pemahaman tapi kita bukan islam, bukan Kristen, protestan, katholik, budha dan kong hu cu tapi kita adalah Indonesia. Kita bersatu untuk melawan penjajah-penjajah yang menjajah bumi pertiwi ini, jika hal itu terjadi maka pasti mungkinlah Negara ini bisa saperti Negara yang dicita-citakan oleh para leluhur dan nenek moyang bangsa Indonesia.

Pada masa orde baru agama yang diakui hanya ada lima yakni belum ada agama kong hu cu tetapi setelah era reformasi, berdasarkan keputusan presiden No. 6/2000, pemerintah mencabut larangan atas agama, kepercayaan dan adat istiadat toing hoa. Kepres No.6/2000 yang dikeluarkan oleh presiden Abdurrahman wahid ini kemudian diperkuat surat keputusan menteri menteri agama republic Indonesia Nomor MA/12/2006 yang menyatakan bahwa pemerintah mengakui agama kong hu cu di Indonesia.

Dalam perayaan hari natal yang jatuh tiap tanggal 25,desember 2015. Warga Indonesia yang beragama Kristen, Kristen protestan dan katholik memperingati dan merayakanya sesuai dengan adat dan kebudayaan sosial lingkungan sekitarnya atau hari nyepi yang dilakukan dan dirayakan oleh penganut agama hindu atau hari waisak yang dirayakan oleh penganut agama budha atau agama konhucu yang merayakan tahun baru imlek disetiap tahunyaatau peringatan hari raya idul fitri dan idul adha bagi umat islam yang dirayakan satu kali dalam setahun sesudah melakukan ibadah puasa selama satu bulan penuh.

Pada saat moment hari perayaan Natal seperti ini seluruh warga Indonesia saling menghormati sehingga dalam setiap perayaan-perayaan hari hari besar agama yang ada diindonesia disetiap tahunya berjalan dengan lancar dan menjadikan kelebihan tersendiri bagi bangsa ini, walaupun masih tidak sedikit oknum-oknum yang mengatasnamakan agama untuk keperluan kelompok atau pribadi demi meraih keuntunggan atau tujuan yang ingign dicapaianya, tapi kita sebagai warga Indonesia yang baik mempunyai tanggung jawab yang sama dan membantu pemerintah dalam setidaknya mencegah lalu menurangi dan membasmi oknum-oknum yang kurang bertanggung jawab tersebut. adalah Negara yang sangat kompleks baik dalam segi kekeyaan alam yang melimpah, letak Negara yang geografisnya sangat strategis dan lengkapnya keragaman dalam berbudaya,adat dan keyakinan.

Disini lengkap ada yang namanya mahasiswa yang nantinya lebih cenderung bertugas untuk Negara ataupun ada yang namanya santri yang lebih kepada hal-hal yang religious, semuanya jika dikembangkan oleh para pemimpin Negara yang berkuasa, pastilah Negara Indonesia menjadi Negara yang paling maju.Jika kita lihat dan pahami lebih lanjut apakah ada didunia ini yang memiliki kaum pelajar yang di bagi dengan begitu indahnya seperti di Indonesia, dinegara ini terdapat mahasiswa dan santri yang hampir merata dari sabang sampai merauke.

Betapa indahnya jika semua agama yang ada di Indonesia bisa slaing menghormati dan mengahrgai serta tidak adanya sifat etnosentrisme dalam beragama sehinnga tercapai Negara yang akan maju dalam maslah toleransi beragama dan menjadinegara yang aman dan tentram.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun