Mohon tunggu...
Fauzan Linka
Fauzan Linka Mohon Tunggu... Sales - Pelajar

Bisa Karena Biasa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Demi Lingkungan Nyaman, Masyarakat Relakan Antrian

19 September 2015   05:32 Diperbarui: 14 April 2020   17:11 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="relakan antrian"][/caption]

Terlihat pemandangan yang tidak biasa di dekat kampus Universitas Islam Negeri Yogyakarta, tepatnya di jalan Solo, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapatnya alat-alat berat seperti, mesin penggeruk tanah dan alat berat lainnya seperti yang terlihat pada gambar di atas .peristiwa ini terjadi kurang lebih satu minggu yang lalu, jadi bagi siapa saja yang mau melintasi jalan Solo harus lebih hati hati karena kendaraan yang semakin ramai serta keadaan jalan yang menjadi menyempit, apalagi waktu jam-jam penting atau waktu jam kerja seperti, 06:30-09:00 WIB , dan atau pada waktu pulang jam kerja yaitu jam 16:00-19:00 WIB. Karena pada jam-jam inilah puncak terjadinya kemacetan-kemacetan, dan hampir di sekitar area jalan Solo terdapat tulisan ”hati- hati ada pekerjaan galian” hal ini terjadi karena adanya kebijakan pemerintah kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengenai upaya untuk mengoptimalkan lingkungan bersih, dan ramah lingkungan, kebijakan yang satu ini adalah mengenai pembuangan kotoran, dan sampah masyarakat sehingga pemerintah membuat aliran berupa sungai kecil atau yang biasa di sebut dengan selokan.

Mengenai tahap yang sekarang ini, masih dikerjakan adalah tahap pengerukan, dan menyirami air di bagian lubang yang sudah di keruk agar lebih mudah dalam diratakan dengan alat berat. Mungkin karena masyarakat yang bandel akan ketertiban-ketertiban mengenai peraturan –peraturan yang telah disepakati bersama, apa mungkin lupa ? tapi, kalok lupa mungkin tidak, karena menjadi warga yang baik itu sulit, tapi jika bukan kita yang menjaga lingkungan terus siapa lagi ,masak mau presiden yang harus turun tangankan kasihan, maka dari itu sebagai warga Indonesia yang baik kita sehendaknya mulai detik ini, harus belajar tertib di dalam segala bidang, agar negeri kolam susu atau biasa di sebut dengan negeri surga ini, menjadi negara yang bersih dan ramah lingkungan.

Kebiasaan-kebiasaan buruk masyarakat mengenai pembuangan sampah, yang sering mengakibatkan aliran-aliran menjadi mampet sehingga memicu adanya banjir dan lingkungan yang kotor. Seharusnya antara pemerintah dan rakyat itu seperti lam alif yang saling memberi makna karena dia selalu bersama, tanpa adanya komponen dari salah satunya, tidak akan berarti, nah kalau kita dengan pemerintah saling mutualisme, pasti deh untuk kedepanya, bumi pertiwi menjadi negeri yang lebih baik dari pada sekarang. Dalam melaksanankan kebijakan ini, mengakibatkan kendaraan-kendaraan baik itu, sepeda,motor, mobil, dan becakpun menjadi terganggu.

Namun yang paling utama, adalah semua akses atau keperluan dan kebutuhan harus sedikit terhambat, khususnya bagi insan yang melewati jalan dekat dengan kampus UIN Sunan Kalijaga. Karena adanya hal tersebut, pekerja harus menutup sementara jalan-jalan yang akan dikeruk atau yang akan di buat selokan.

 

Dengan dilaksanakan hal ini pemerintah mengharapkan warga agar lebih sadar betapa pentingnya menjaga kebersihan lingkungan demi tetap terjaganya masyarakat yang sehat dan yang paling penting tentunya menjaga nama keren kota istimewa yaitu Yogyakarta. Jika diperkirakan pekerjaan ini membutuhkan waktu kurang lebih satu setengah bulan, bahkan bisa lebih, mengingat panjang dan banyaknya pekerjaan yang harus dikerjakan dan minimnya para pekerja menjadi pemicu lamanya pekerjaan pembuatan selokan ini, nah semoga kebijakan pemerintah kabupaten Sleman ini bisa bermanfaat dan di manfaatkan sebaik mungkin oleh warga yang berdomisili di daerah tersebut. Semoga artikel ini bermanfaat dan apabila banyak kesalahan saya minta maaf. Terima kasing insan insan yang sudah mau membacanya, semoga mau memberikan komentar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun