Mohon tunggu...
Naim Emel Prahana
Naim Emel Prahana Mohon Tunggu... Penulis - penulis dan jurnalist

laki-laki

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Kebersihan Lingkungan Melalui Aksi Home by Home

1 Februari 2024   12:03 Diperbarui: 1 Februari 2024   12:15 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Subtema 3: Menjaga Lingkungan dari Limbah Domestik

Oleh Naim Emel Prahana

KALAULAH data dapat bicara fakta sesungguhnya sekarang ini masyarakat hidup dikelilingi lingkungan yang kotor oleh aneka ragam limbah dengan perhatian sangat rendah untuk menjaga, melestarikan dan mengembalikan keseimbangan alam dan lingkungannya. Negara-negara berkembang dengan populasi penduduk banyak sudah sekian dekade menghadapi situasi sulit karena lingkungan kehidupan semakin semberawut dan kotor.

Keadaan semberawut dan kotor itu merupakan cerminan beberapa faktor di tengah kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Limbah sudah mencemari lingkungan hidup, bukan hanya di kota-kota dan desa melainkan hutan belantarapun jadi sasaran pembuangan limbah oleh manusia itu sendiri.

Kalau di kota khususnya kota-kota besar dengan jumlah penduduknya banyak dan padat, selain dicemari limbah industri dari industri rumah tangga sampai industri besar. Juga, polusi udaranya sudah sangat mengkhawatirkan. Itu pertanda disiplin kehidupan terhadap lingkungan semakin menipis. Parahnya lagi, di daerah pedesaan limbah pun seakan tak tergubris oleh harapan hidup lebih bersih. Termasuk limbah dari perusahaan perkebunan yang sudah menghabiskan jutaan hektar hutan, khususnya di Indonesia.

Jika perusahaan dan pemerintah yang menerbitkan izin perusahaan perekebunan besar, peternakan, perikanan dan pertanian menganggap perusahaan-perusahaan yang mereka berikan izin operasionalnya adalah untuk kemanfaatan sebesar-besar kepada masyarakat sekitarnya. Maka, data sosial akan membeberkan apa yang sebenarnya terjadi sebagai akibat pembukaan lahan besar-besara untuk perkebunan, pertambangan dan usaha lainnya tanpa mengindahkan alam dan lingkungan serta manfaat yang tidak didapat oleh masyarakat sekitarnya.

Melalui satelit kita dapat melihat bagaimana kondisi hutan di Indonesia penuh dengan luka mmenganga dengan diakilometer yang luas dan akses masyarakat secara fakta untuk mengetahuinya selalu sulit. Data satelit itu memang tidak memperlihatkan limbah-limbah berserakan.

Dari uraian saya di atas dengan kompleksnya permasalahan akibat lingkungan yang sudah tercemar oleh limbah haruslah menjadi aksi nyata semua pihak untuk menyelamatkan lingkungan alam yang semberawut tersebut. Masyarakat kita harus banyak berlajar dan membaca, bagaimana di beberapa negara rakyatnya benar-benar sudah sadar akan arti lingkungan yang asri yang berdampak kepada kesehatan semua makhluk.

Sejak tahun 1990 saya sering berbincang dengan pejabat pemerintah di daerah mengenai konsep "home by home" untuk menata-kelola lingkungan hidup di perkotaan atau di pedesaan. Karena konsep itu begitu penting, padahal pemerintah di ibukota kabupaten/kota dan provinsi sudah ada dinas Lingkungan Hidup dan Pertamanan. Lengkap dengan armada pengangkut limbah ke tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Dan, disediakan beberapa tong-tong sampah---terutama di jalan protokol.

Namun, penanganan seperti itu jika tidak ditangani secara disiplin akan menjadi pekerjaan sia-sia. Saat pengangkutan sampah dari tempat-tempat yang disediakan atau di depan rumah penduduk menyisakan dan menyebarkan sisa-sisa sampah yang tidak dimat secara baik ke dalam mobil truk pengangkut sampah.

Akibatnya, masih banyak sampah berceceran di jalan yang dilewati oleh truk pengangkut sampah. Demikian juga pengambilan dan pemuatan sampah di depan rumah-rumah penduduk selalu saja menyisakan sampah dan aroma yang tidak sedap. Melihat kenyataan tersebut, sangat perlu pemerintah di kota-kota memikirkan pengelolaan angkutan sampah tidak menyisakan akibat bagi lingkungan, pemandangan dan kesehatan masyarakat. Salah satu konsepnya adalah aksi "home by home"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun