Mohon tunggu...
Nailur Muqorobin
Nailur Muqorobin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa UIN Walisongo Semarang

Biarkan dunia yang melihatmu, lakukan yang terbaik, optimis, dan berdo'alah.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kepalsuan

15 April 2020   05:28 Diperbarui: 15 April 2020   05:27 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setapak langkahku angkat bicara
Ungkap rasa dalam jiwa
Menghampiri ciptaan-Nya yang nampak sempurna
Di kayangan antara para dewa


Selintas daku ragu,
Apakah hati mungil ini mampu?
Cukup kali bibir meronanya bergerak
Kalimat lembut terucap
 Runcing menyobek rasa


Dan aku sadar,
Kucing pasar yang kumuh,dekil
Taklah pantas membelainya
Hancur sudah mahligai megah ini
Luntur tanpa warna menyelimuti
Sungguh tiada harga..,
Bersampan mengitari samudra
Sampai di teluk asmara
Saat terdengar kata
Dari lidah mu yang bercabang dua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun