Mohon tunggu...
Nailun Izzati
Nailun Izzati Mohon Tunggu... -

Trouble is your best friend. It make you stronger and more understanding about life.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kapan Focus Group Discussion (FGD) Dilakukan ?

25 Mei 2015   23:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:36 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Focus Group Discussion merupakan bentuk wawancara yang dilaksanakan berkelompok. Tujuan umum FGD adalah untuk berdiskusi dan berdialog bersama subjek untuk menghasilkan suatu informasi langsung dari berbagai sudut pandang. Namun peneliti harus tahu lebih mendalam kapan saatnya melakukan FGD. Menurut Herdiansyah (2010) FGD dilakukan pada saat :

1.Ketika peneliti membutuhkan pemahaman yang lebih dari satu sudut pandang

Peneliti bisa mendapatkan pemahaman yang bervariasi. Beberapa sudut pandang dapat diperoleh dalam waktu bersamaan. Inilah yang menjadi kelebihan FGD, sudut pandang dapat diperoleh dalam waktu lebih cepat daripada wawancara individual. Namun tantangannya adalah peneliti harus bisa mengembangkan dinamika selama proses FGD. Peneliti juga harus bisa menstimulasi setiap peserta dan menciptakan suasana nyaman dalam mengemukakan berbagai sudut pandang.

2.Ketika terjadi gap komunikasi antar kelompok

Dalam penelitian yang melibatkan berbagai kelompok, sering terjadi gap antar kelompok yang dapat memengaruhi temuan atau hasil penelitian. Dalam situasi seperti ini FGD sangat diperlukan untuk mengungkap apa yang terjadi dibalik gap tersebut.

3.Untuk mengungkap suatu fakta secara lebih detail dan lebih kaya.

Setiap peserta FGD akan mengemukakan pendapat dari sudut pandangnya masing-masing, sehingga kebenaran atau kesalah pahaman tentang suatu fakta dapat terungkap lebih dalam dan detail.

4.Untuk Keperluan verivikasi

FGD dapat digunakan untuk memverivikasi data hasil temuan di lapangan. Benang merah dari central phenomenon yang diteliti dapat diverivikasi, sehingga peneliti dapat menentukan langkah selanjutnya.

Referensi : Herdiansyah, Haris. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Salemba Humanika

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun