Mohon tunggu...
Nailul ElMaghfir
Nailul ElMaghfir Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis. Jurnalis. Mahasiswi

Mahasiswi Ekonomi yang menyukai sastra. Berfokus pada literasi Ekonomi Syariah di Indonesia. Namun, tidak menutup kemungkinan menuliskan hal lain seperti pariwisata.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Melestarikan "Air" Menjaga Kehidupan

31 Juli 2020   17:21 Diperbarui: 31 Juli 2020   17:25 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang hari yang terik, antrian warga yang membawa ember terlihat memanjang sampai beberapa meter. Senyum sumringah menghiasi wajah mereka ketika sudah mendapatkan air, sedang wajah masam tampak pada mereka yang tidak mendapatkan bagian karena air dalam mobil tank air gratis itus udah habis. 

Pemandangan ini begitu familiar di Indonesia saat musim kemarau panjang tiba. Air PDAM yang biasa dialirkan ke rumah-rumah warga sebagai sumber air bersih menjadi sangat terbatas bahkan penyalurannya digilir setiap berapa hari sekali. 

Padahal, air bersih bagi makhluk hidup  merupakan urgensi yang sangat penting. Sehari saja tidak ada air, maka semua aktivitas akan terganggu. Tidak bisa mandi, tidak bisa memasak, tidak bisa mencuci dan lain-lain. Lalu, apa yang dapat dilakukan untuk menjaga ketersediaan air bersih di masa sekarang dan masa mendatang?

PBB, organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa padasidang umum tanggal 22 Desember 1992 di Rio De Jenairo Brasil menetapkan tanggal 22 Maret sebagai peringatan Hari Air Sedunia (World Day for Water). Adanya hari peringatan ini bertujuan untuk membangkitkan kepedulian publik terhadap air bersih dan pengelolaan sumber air yang berkelanjutan. Dalam setiap peringatannya, Hari Air Sedunia memiliki tema-tema khusus yang berbeda. Pada tahun 2020 ini, Hari Air Sedunia akan mengangkat tema 'Air dan Perubahan Iklim'. Makna tema ini sangat singkron dengan keadaan dunia saat ini dimana perubahan iklim terjadi dengan sangat ekstrim dan meleset dari prediksi.

Di Indonesia, perubahan iklim berdampak pada pergantian musim yang tidak menentu dan menyebabkan Indonesia rawan krisis air. Di musim kemarau, kekeringan terjadi dimana-dimana sehingga air menjadi sangat langka. Sedangkan, saat musim penghujan tiba, air bersih tetap susah didapatkan karena surplus air menyebabkan banjir lumpur. 

Saat ini, persediaan air bersih secara nasional di berbagai daerah kabupaten rata-rata sekitar 70-90%. Namun, di daerah kota ada yang ketersediaan air bersihnya kurang dari 70%. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah telah berkomitmen untuk melengkapi pembangunan sarana air bersih hingga mencapai 100% secara nasional pada tahun 2030 mendatang. Padahal, para ahli telah memprediksi bahwa Indonesia akan mengalamikrisis air pada tahun 2025.

Dirgen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyebutkan bahwa upaya pembangunan sarana air bersih terhambat karena lokasi sumber air yang jauh dari pemukiman dan kondisi sumberair yang keruh. Ini membutuhkan banyak biaya untuk mengatasi sumber air yang keruh sebab membutuhkan proses pengelolan air untuk menjadikannya lebih jernih

.Dari sini kita tahu bahwa jika hanya mengandalkan pemerintah, krisis air tidakakan dapat dihindari. Untuk itu, sebagai warga negara dan makhluk hidup yang sadar akan pentingnya air bersih, kita perlu melakukan upaya mandiri untuk mendukung program pembangunan sarana air bersih pemerintah.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis air adalah menghemat penggunaan air bersih. Hal ini dapat dilakukan dengan cara tidak mengisi bak air sampai tumpah, mencuci pakaian menggunakan air secukupnya dan memakai bekas air cucian untuk menyiram piring kotor yang hendak dicuci. 

Selanjutnya, tidak mencemari sumber air. Air yang keruh akibat limbah menjadi faktor utama langkanya air bersih. Oleh karena itu, untuk mengurangi krisis air upaya yang dapat dilakukan adalah mendaur ulang limbah terlebih dulu sebelum membuangnya agar tidak mencemari lingkungan. 

Selain mendaur ulang limbah, upaya lainnya yang dapat dilakukan untuk menjaga sumber air diantaranya upaya konservasi sumber air dengan memperluas ruang hijau, menanam tanaman yang dapat menyimpan cadangan air, membuat lubang resapan airatau biopori, melestarikan hutan dan membuat daerah aliran sungai. 

Hal lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis air dengan cara melakukan pertanian hemat air. Melalui metode pertanian hidropink atau pertanian menggunakan media gedebog pisang maupun sabut kepala yang dapat menahan air siraman tanaman dapat sangat menghemat air untuk kegiatan pertanian tanpa mengurangi produktivitas tanaman. 

Dengan demikian, jika upaya penanggulangan krisis air bersih ini dapat diterapkan oleh banyak orang, program pembangunan air bersih pemerintah pun akan berjalan lancar sehingga ketersediaan air masa mendatang pun dapat terjaga.

Upaya-upaya pelestarian air tersebut tidak akan berguna jika tidak dipraktekan. Karenanya, kita harus memulainya dari sendiri untuk sadar pentingnya air bersih kemudian mengajak saudara dan teman untuk melakukannya juga. Air adalah sesuatu yang sangat penting guna keberlangsungan hidup manusia. Jika tidak dilestarikan mulai sekarang, bagaimana anak-anak kita di masa depan akan hidup jika ketersediaan air bersih tidak ada? Sedang, semua manusia pasti membutuhkan air untuk hidup. (nm)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun