Jika kita berkaca pada masyarakat muslim yang hidup di zaman rosulullah, mereka benar-benar mendapat kemuliaan, ketentraman, kedamaian, keadilan, kesejahteraan, mereka juga hadir sebagai komunitas yang dihargai oleh masyarakat lainya dan rela dengan semua yang diputuskan oleh al-qur’an. Apa yang menjadikan mereka meraih semua keistimewaan ini?
Sebab utamanya karena mereka benar-benar menikmati hidup bersama al-qur’an. Al-qur’an yang ada ditengah-tengah mereka bukan hanya sekedar tulisan atau rangkaian huruf yang diucapkan. Bukan pula sekedar kebanggaan sebagai kitab suci. Mereka benar-benar menempatkan al-qur’an didalam hati dan jiwa mereka. Bahkan al-qur’an telah menjadi nafas kehidupan mereka, bukan hanya diucapkan dibibir dan menjadi kebangaan semu. Mereka menaati semua yang telah ditetapkan dalam al-qur’an lahir dan batin. Inilah gambaran sekilas masyarakat qur’ani di masa rosulullah.
Realita ini jelas sangat berbeda dengan masyarakat muslim yang hidup di masa sekarang. Banyak diantar mereka yang memiliki al-qur’an namun hanya sekedar hiasan. Banyak juga diantara mereka yang membaca al-qur’an namun hanya sampai lisan dan tenggorokan saja, tidak meresap kedalam hati dan jiwa mereka, mereka bangga dengan al-qur’an namun tidak siap dengan hokum yang ditetapkan dalam al-qur’an. Barangkali mereka mencintai al-qur’an lahirnya saja atau bahkan ada diantara mereka yang lebih senang mendengarkan suara selain al-qur’an.
Inilah sebabnya mengapa rosulullah shallallahu alaihi wasallam khawatir jika kaumnya melakukan hajr al-qur’an. Allah menggambarkan hal itu dalam firman-nya
Berkatalah rasul.”ya tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan al-qur’an itu sesuatu yang tidak diacuhkan.”
Imam ibnu khatsir dalam tafsirnya menerangkan bahwa diantara makna hijrah al-qur’an aadalah tidak mendengarkan alqur’an ketika dibacakan, atau melakukan sesuatu yang sia-sia ketika dibacakan al-qur’an(sibuk mengalihkan pembicaraan kepada yang lainya sehingga mereka tidak lagi mendengarkan al-qur’an), tidak mau belajar al-qur’an, tidak mau menghafal al-qur’an, tidak mengmaninya sepenuh hati dan membenarkan ajaranya, tidak mentadabburinya, tidak mau memahami kandunganya dan lebih menikmati mendengarkan lantuna selain al-qur’an.
Semua perilaku ini jelas di benci oleh allah subhanallahu wa ta’ala. Allah tidak akan menurunkan berkah kepada umatnya yang melalaikan al-qur’an. Bagaiman berkah akan turun jika kitab al-qur’an yang seharusnya dijadikan tapi malah dilalaikan? Padahal jika kita menelaah dan mengkaji dengan seksama, umat yang melalaikan al-qur’an sedang menghadapi bahaya yang cukup besar, diantaranya kesesatan yang nyata, kesempitan jiwa, kehidupan yang sulit, dapat membutakan mata hati, menjadikan hati seseorang keras, hidup dalam kegelapan dan kehinaan, menjadi teman setianya syetan, lupa diri, dicap sebagai orang fasik dan munafik.
Jika bahaya ini dialami oleh suatau umat, jelas tidak ada lagi harapan cerah dalam menapaki kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Cobalah kita renungi ayat al-qur’an yang mengingatkan kita agar tidak melalaikan al-qur’an,
“dan barangsiapa berpaling dari peringatan-ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit, dan kami akan menghimpunkanya pada hari kiamat dalam keadaan buta,”(thaha:124)
Bahkan yang menjadikan suatu umat mulia atau hina juga karena mereka meninggalkan atau tetap bersama al-qur’an. Dalam hadits rasulullah,
Umar bin khttab berkata,”ingatlah bahwa nabi kalian telah bersabda,”sesungguhnya allah mengangkat suatu kaum lantaran al-qur’an ini, dan merendahkan kaum lainya juga karena al-qur’an”(HR. muslim,bab fadlu man yaquumu bil qur’aani,4/252, no. 1353)
Maka dari itu agar kita semua diberi petunjuk oleh allah supaya menjalani kehidupan ini senantiasa mendapatkan berkah dan kelak di golongkan hamba yang diakuinya haruslah kita sering membaca al-qur’an, memahami kandunganya, mengamalkanya, dan menanamkan didiri kita sendiri untuk menjadikan al-qur’an adalah nafas kehidupan kita agar selamat di dunia maupun di akhirat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI