Mohon tunggu...
Nailul Inayah
Nailul Inayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillah

Semangat!! Ikhtiar Semampunya, Tawakkal Sepenuhnya :)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Membuat dan Mengikuti Tren yang Baik

18 Juli 2024   10:51 Diperbarui: 18 Juli 2024   10:57 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berkembangnya media social mendobrag batasan-batasan informasi karena kendala zonasi. Dengan adanya sosial media, semua ter-expose antar penggunanya. Tren demi tren silih berganti hari demi hari. Orang yang menjadi budak followers rela melakukan tren apa saja yang di rasa akan memikat banyak mata.

Payahnya terkadang tren yang menyimpang dan tidak masuk akal tetap saja dilakukan. Akal dikesampingkan demi ego alias nafsu sesaat. Padahal orang yang memberi contoh yang baik akan mendapat pahala kebaikan orang yang mengikuti hal baik tanpa mengurangi pahala orang tersebut. Sebaliknya, orang yang memberi contoh buruk juga akan mendapat dosa orang yang menikuti hal buruk tanpa mengurangi dosa orang tersebut. 

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda pada hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu 'Amr yaitu Jarir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu yang artinya "Barangsiapa yang memulai membuat sunnah dalam Islam berupa amalan yang baik, maka ia memperoleh pahalanya diri sendiri dan juga pahala orang yang mengerjakan itu sesudah -sepeninggalnya - tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka yang mencontohnya itu. Dan barangsiapa yang memulai membuat sunnah dalam Islam berupa amalan yang buruk, maka ia memperoleh dosanya diri sendiri dan juga dosa orang yang mengerjakan itu sesudahnya - sepeninggalnya - tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka yang mencontohnya itu." (Riwayat Muslim)

Hal yang sudah dianggap spele di zaman ini sudah enggan membicarakan hal yang tidak instan seperti pahala dan dosa. Mereka tidak melihatnya di depan mata, sehingga semu keyakinannya. Padahal hati perlu siraman ma'rifat untuk memperkuat iman dan keyakinan. Jika manusia terus lalai, kapan mereka akan memulai mengais bekal untuk pulang ke akhirat?

Semoga kita senantiasa diberi taufiq untuk dapat berbuat baik, memberi contoh yang baik, dan mencontoh hal-hal yang baik sehinga kita bukan termasuk golongan orang-orang yang merugi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun