Mohon tunggu...
Nailul Author Restu Pamungkas
Nailul Author Restu Pamungkas Mohon Tunggu... -

alumnus salah satu perguruan tinggi negeri di bandung dan saat ini melanjutkan petualangan pendidikannya di kota gudeg

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pentingnya Kepribadian

3 Juli 2014   17:41 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:40 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Bertaburanlah kalian kepenjuru bumi untuk mencari rejeki. Penciptaan manusia sempat menjadi perdebatan antara malaikata dan syaitan. Karena Allah menciptakan manusia sebagai khalifah di muka bumi ini atau pemimpin. Pemimpin yang akan memimpin bumi menjaga dan mengelola, namun malaikat tidak setuju “kenapa manusia harus menjadi pemimpin sedangkan watak dasar manusia adalah perusak, mereka akan menumpahkan darah?” Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.  Jadi ada sesuatu alasan yang baik di balik itu semua, maka karena kepatuhan malaikat kepada Allah membuat mereka menghormati keputusan itu. Namun syaitan tidak terima mereka merasa lebih tinggi derajat nya syaitan diciptakan dari api dan lebih dulu diciptakan namun mengapa syaitan harus tunduk kepada manusia karena kesombongan mereka Allah melempar mereka ke neraka namun syaitan meminta satu permohonan agar mereka jangan dulu dilemparkan keneraka yakni agar diijinkan untuk menggoda manusia samapai hari kiamat nanti agar ikut kedalam golongan mereka.

Entah sudah berapa juta tahun kejadian itu berlangsung, tujuan syaitan membawa manusia masuk ke golongan mereka boleh dikatakan sukseses. Watak dasar manusia sebagai perusak memang tidak pernah hilang, perang saudara, sikut kanan sikut kiri, mengambil hak orang lain atau yang lebih keren kita sebut itu korupsi, hal itu biasa terjadi dan kemudian ditambah usaha syaitan sedikit saja mampu membuat manusia menjadi manusia yang lemah dimata sang khalik. Maka darimana bisa kita sebut manusia sebagai pemimpin. Kelebihan manusia adalah memiliki akal, semua hal yang tidak bisa masuk akal tidak akan diterima. Manusia memiliki kelebihan dapat berfikir berusaha memecahkan masalah dengan solusi. Kasus korupsi, perang saudara, sikut kanan sikut kiri, dapat kita selesaikan ada hitam ada putih kita menciptakan hukum sebagai perlambangan putih dan yang hitam adalah yang melanggar aturan. Didalam kitab yang berisi aturan hidup yang harus kita patuhi jika tidak ya ada konskuensi yang harus ditanggung. Ada reward ada punhisment, islam pun memiliki hukum yang disebut syariah islam namun hukum islam dijaman modern ini tidak diteriam karena berbenturan dengan HAM ya mau tidak mau Negara-negara yang berlandaskan selain islma lebih memilih hukum yang diciptakan oleh mereka sendiri. Hukum juga disesuaikan dengan budaya yang berkembang dimasayarakat itu sendiri agar tidak berebenturan dengan kebisan-kebiasan mereka.

Begitulah cara hidup manusia yang terus berekembang yang kita sebut modern. Segala hal harus dapat memudahkan manusia atau menunjang setiap aktivitas manusia. Setiap manusia harus dapat menggunakan otak mereka untuk dapat menciptakan hal-hal baru yang dapat memudahkan manusia kita berfikir untuk kepentingan kita. Namun realita yang ada ketika kita terbiasa menggunakan otak kita untuk berfikir timbul sebuah ketergantungan. Situasi itu saya rasakan ketika saya berhasil menyelesaikan study saya tak ada hal yang menantang yang membuat otak saya bekerja. Artinya manusia harus selalu memfungsikan otak mereka, ini sama hal nya dengan anda memiliki kaki namun tak pernah berjalan dan dampaknya fungsi dari kaki anda akan melemah bahkan kehilangan kemampuan.

Kemudian apa hubungan manusia dengan kepribadian, kepribadian adalah pandangan seseorang tentang hidup tentang tujuan-tujuan mereka kedepan tentang apa yang menjadi aturan main kehidupan yang tidak tertulis dalam sebuah catatan. Karena itu patut kita sebut manusia seonggok daging tak bermanfaat jika mereka tidak memiliki kepribadian dalam diri mereka. Mereka tak akan bisa memaknai arti sebuah kehidupan meski secerdas apapun manusia itu, Jika mereka tak mengerti apa arti tujuan hidup.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun