Mohon tunggu...
naillah enza
naillah enza Mohon Tunggu... Insinyur - pelajar

music everyday

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Suatu Hari di Kota Bogor

23 Januari 2025   09:50 Diperbarui: 23 Januari 2025   09:54 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah selesai acara maulid nabi di sekolah bersama teman teman memutuskan untuk mencoba salah satu restoran di Bogor "Teh tarik Menarik" sepanjang jalan menuju Bogor kereta api meluncur perlahan menggoyangkan tubuh kami bagai bualan, suasana di dalam gerbong terasa hangat dan akrab kami saling berbagi cerita dan tawa melupakan sejenak kepenatan setelah acara di sekolah. Sinar matahari menembus jendela kereta, menyinari wajah-wajah ceria kami yang penuh harap kenikmatan kuliner di Bogor.

Sesampainya di Stasiun Bogor, kami memutuskan berjalan ke restoran itu dengan berjalan kaki, sepanjang perjalanan kami saling bertukar cerita dan bercanda hingga tak terasa 20 menit berlalu, kami akhirnya sampai ke restoran tujuan. Dengan langkah yang penuh semangat, kami memasuki restoran, tak sabar untuk segera mencicipi makanan di sana.

Teh tarik menarik memang tidak pernah mengecewakan aroma rempat yang khas langsung menyambut kami begitu memasuki restoran, kami memesan mie kari dan Ubi Brulee Butter sebagai makanan penutup. Saat makanan tersaji, kami langsung menyantapnya dengan lahap, setiap suapan mie kari tarasa begitu gurih dan nikmat, dipadukan dengan potongan daging yang lembut. Ubi Brulee Butter nya pun tak kalah lezat dengan es krim vanilla di atasnya sangat cocok dengan ubi yang manis. kami sangat menikmati makanan di sana. 

Sembari menikmat makanan, kami mengobrol banyak hal. Mulai dari cerita tentang pelajaran di sekolah, gosip terbaru di sekolah, hingga liburan semester mendatang. Suasana di restoran terasa begitu hangat dan nyaman, apalagi dengan ditemani suara rintik hujan yang membasahi Kota Bogor seolah menjadi alunan musik lembut yang menemani obrolan kami, Menciptakan suasana yang begitu nyaman.

Langit sudah semakin gelap, matahari mulai terbenam dan hujan sudah mulai mereda. Kami memutus untuk pulang. Kereta api terus melaju membawa kami kembali ke rumah. di balik jendela kereta, pemandangan alam yang berubah seiring berjalannya waktu, seolah menjadi cerminan perjalanan hidup kita. Ada kalanya kita merasa terombang-ambing seperti dedaunan yang terbawa angin, namun pada akhirnya kita akan menemukan tempat untuk berlabuh. Kenangan indah yang kita buat dalam perjalanan ini akan selalu tersimpan di dalam hati kita, menjadi pelajaran berharga yang akan terus menyertai langkah kita kedepan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun