Masa kanak-kanak merupakan masa yang unik, masa belajar yang amat penting bagi perkembangan seorang individu. Yang dimaksud dengan belajar disini tidak hanya mencakup keterampilan belajar praktis, melainkan juga memperoleh perspektif yang lebih luas tentang belajar diseluruh area perkembangan manusia.Â
Konselor untuk anak yang baik haruslah memahami perkembangan anak yang normal sehingga dapat digunakan untuk mengevaluasi anak-anak yang bermasalah. Anak tidak bisa disamakan dengan orang dewasa. Jadi harus memiliki sudut pandang yang berbeda-beda.
Maslow berpendapat bahwa ada 8 karakteristik umum dari anak sehat yaitu:
- Spontan, ingin berinteraksi dengan lingkungan dan mengekspresikan keterampilan yang dimiliki.
- Sehat secure fisik, tidak didominasi rasa takut, dan merasa cukup aman untuk mengambil risiko.
- Pengalaman dengan lingkungan diperoleh secure kebetulan atau dengan bantuan orang dewasa.
- Cukup aman dan percaya diri dalam melakukan interaksi dan menerima berbagai konsekuensinya.
- Akan mengulangi pengalaman-pengalaman yang sukses.
- Kemudian berkembang ke arah pengalaman yang lebih kompleks.
- Pengalaman-pengalamannya yang sukses akan meningkatkan self-esteem dan perasaan mampu, memberi kekuatan, serta kontrol diri.
- Memilih untuk terus tumbuh dan maju.
Anak-anak merupakan "penonton" pada dunia orang dewasa. Segala kebutuhannya masih amat tergantung pada orang tua dan orang dewasa lain. Karena masih terbatasnya kebebasan yang dimiliki, pilihan yang ada untuk konselor dan anak juga amat terbatas, anak-anak terpaksa harus mengambil apa yang ada saja. Dia tidak bisa mengubah lingkungannya.Â
Jadi apa yang mereka lihat, mereka dengar semuanya dianggap benar oleh anak. Dalam hal konseling pada anak, peran konselor sebagai konsultan dan agen perubahan adalah yang utama. Ia dapat dapat melakukan beberapa hal, sebagai berikut: pertama, mencoba mengubah anak sehingga lebih cocok bagi lingkungannya. Kedua, mencoba mengubah lingkungan agar anak dapat berfungsi dengan lebih baik. Ketiga, gabungan dari kedua usaha tersebut.
Konseling pada anak haruslah memperhatikan pola pikir mereka yang masih cenderung egosentris yaitu amat terpaku pada pola pikirnya sendiri. Mereka juga lebih intuitif dan konkret dalam berpikir sehingga sulit untuk memahami hal-hal yang abstrak.Â
Pada anak-anak yang lebih kecil, orientasi mereka adalah masa sekarang. Oleh karena itu pertemuan konseling dapat dilakukan minimal dua kali seminggu agar mereka memperoleh manfaatnya. Proses konseling akan lebih bermakna bila anak memperoleh kesempatan untuk melakukan eksplorasi secara konkret, misalnya membuat sesuatu, bermain dengan sesuatu, main ayunan, dan lain-lain yang memberi kesempatan untuk mengeksplorasi secara konkret dunianya.
Bagi anak usia dini, jarang sekali dilakukan konseling secure langsung. Yang lebih umum adalah Konsultasi, yaitu konselor melakukan intervensi kepada orang dewasa yang dekat dengan kehidupan anak dan dapat membantu masalah yang dihadapi anak.Â
Tujuan dari konsultasi adalah membantu secara tidak langsung. Konsultasi dapat dilakukan dengan cara-cara dan pada taraf yang berbeda. Tipe dasar dari konsultasi adalah sebagai berikut:
a) Konsultasi individual: konselor mengadakan konsultasi dengan orang-orang yang dekat dengan klien. Misalnya: orang tua, guru, anggota keluarga lain.
b) Konsultasi kelompok: konselor melakukan konsultasi dengan sekelompok individu yang dapat mempengaruhi populasi klien secara umum. Misalnya: guru-guru yang ingin meningkatkan ketrampilan di bidang hubungan interpersonal, dan orang tua yang ingin meningkatkan pemahaman mereka tentang perkembangan anak.