Mohon tunggu...
Nailir Rahmah
Nailir Rahmah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Anak SD Berprestasi? Why Not?

19 Desember 2016   05:50 Diperbarui: 19 Desember 2016   07:39 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pola asuh orang tua sangat berpengaruh penting dalam mencetak seorang anak yang berprestasi. Pola asuh yang dapat berpengaruh pada prestasi anak adalah pola asuh yang diimbangi dengan stimulasi yang tepat. Sebalikanya prestasi anak akan terhambat jika pola asuh orang tua tidak diimbangi dengan stimulasi yang tepat. Seperti kita tahu bahwa tidak ada satu orang tuapun di dunia yang tidak menginginkan anaknya berprestasi. Semua orang tua menginginkan anaknya meraih prestasi yang optimal baik dibidang akademik maupun non akademik. Prestasi dalam bidang akademik meliputi prestasi dalam belajar di sekolah. Sedangkan pretasi non akademik meliputi olah suara, berbagai macam olah raga, dan lain sebagainya.

Sebagaimana Abiyu Mifzal (2012), menjelaskan bahwa prestasi yang gemilang pada anak tergantung pola asuh orang tua. Anak yang berprestasi akan mengangkat nama baik dan membanggakan orang tua mereka. Untuk mencapai hal tersebut, tentunya orang tua akan melakukan berbagai macam usaha agar anak mereka berprestasi, seperti memberikan bimbingan belajar di rumah dengan mendatangkan guru les ataupun dibimbing sendiri oleh orang tuanya. Fuad Nashori (2011), memaparkan bahwa tugas orang tua adalah mengokohkan niat untuk berusaha semaksimal mungkin agar anak-anak  mereka tumbuh dan berkembang menjadi anak yang berprestasi.

Keinginan orang tua untuk memiliki anak berprestasi akan terealisasi saat usaha orang tua maksimal dalam mengasuh dan mendidik anak dalam lingkungan keluarga. Keluarga adalah lingkungan pendidikan yang paling berpengaruh bagi anak, karena di dalam lingkungan keluargalah anak dilahirkan, dibesarkan dan dididik. Adapun pendidik pertaman dan utama bagi anak adalah orang tua. Sehingga sebagai pendidik, orang tua harus mampu menjadi role model bagi anak-anaknya. role modeladalah panutan yang dapat dicontoh oleh anak, khususnya bagi orang tua yang memiliki anak yang baru menempuh sekolah dasar (SD). Anak yang duduk di bangku SD gampang meniru apa yang ada di hadapannya. Maka dari itu orang tua harus menjadi media yang baik buat mereka.

Jika yang ditiru adalah hal yang baik, maka mereka akan memiliki kualitas yang baik. Sebagaimana kita tahu anak yang masih duduk di bangku SD laksana kanfas putih yang bisa kita lukis dengan segala macam lukisan. Indah tidaknya lukisan terletak pada pelukisnya. Saat lukisan itu indah, maka semua orang akan menyukai dan bahkan berebut untuk memilikinya. Begitu juga dengan seorang anak yang masih duduk di bangku SD, mereka dapat dibentuk sedemikian rupa oleh orang tuanya untuk mencapai prestasi. Maka dari itu pola asuh orang tualah yang sangat berpengaruh pada pretasi anak yang duduk di bangku SD. Jika pola asuh yang digunakan sangat berkualitas, kenapa tidak anak yang masih duduk di bangku SD mampu meraih berjuta prestasi? Bukan hanya itu, saat orang tua sudah membiasakan mendidik anak dengan baik sejak dini hingga mampu meraih apapun yang anak impikan, maka hal tersebut akan membuat anak semakin ingin maju kedepannya dan akan terus berusaha kuat hingga kapanpun.

Winkel (1996), memaparkan bahwa prestasi belajar seorang anak adalah bukti keberhasilan yang dicapai olehnya. Prestasi pada anak dipengaruhi oleh beberapa macam faktor, yaitu:

  • Faktor intern (faktor dari dalam) meliputi anak itu sendiri, yaitu kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi yang dimiliki.
  • Faktor Ekstern (Faktor dari luar) meliputi dukungan dan motivasi dari orang tua, pengalaman, lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Saat faktor intern anak diimbagi dengan dukungan dan motivasi dari orang tua serta lingkungan sekitarnya, maka anak akan mudah menggapai apapun yang dia impikan. Maka dari itu, selamat berjuang bagi orang tua sedunia untuk memiliki keturunan-keturunan berprestasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun