Mohon tunggu...
Nailil Farikhah
Nailil Farikhah Mohon Tunggu... Guru - Guru SD di SD Islam Maarif Sukorejo

Saya adalah guru SD yang bersemangat untuk belajar. Saya sangat suka membaca, terutama membaca hiburan. Saya suka menyanyi dan mendengarkan musik, saat ini sangat suka dengar suara Mahalini. Saya juga suka mengikuti kelas seni membaca AlQuran dan merupakan penggerak kegiatan ini di masjid dekat rumah kami. Saya ingin melatih skill menulis saya karena mengetik saya lumayan cepat dengan teknik 10 jari.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Coaching sebagai Diskusi yang bersifat Kemitraan.

18 Februari 2024   22:35 Diperbarui: 18 Februari 2024   22:38 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu, 18 Februari 2024 kami peserta Calon Guru Penggerak angkatan 9 dari Kabupaten Pasuruan Jawa Timur mengikuti kegiatan Lokakarya ke 4 yang dilaksanakan di SMP Negeri 1 Purwosari. Setelah masa liburan selama satu bulan, yaitu di bulan Januari, kami bersemangat untuk mengikuti kembali rangkaian pembelajaran kami dalam Pendidikan Guru Penggerak (PGP). Peserta Lokakarya 4 memulai pembelajaran di kelas pada pukul 07.30 hingga pukul 15.00. Dengan dipandu oleh Pengajar Praktik (PP) yang keren dan menarik, kami peserta CGP diarahkan untuk selalu melaksanakan pembelajaran yang interaktif dan melibatkan seluruh peserta guna mempraktikkan pembelajaran yang akan kami laksanakan di kelas kelak. 

Tema Lokakarya kali ini adalah Coaching sebagai Supervisi Akademik. Tema ini bertujuan untuk menguatkan pemahaman kami tentang Coaching untuk Supervisi Akademik yang sudah kami pelajari di Modul 2.3. Di Lokakarya ini, kami melakukan praktik coaching dengan sesama teman CGP. Kami mempraktikkan coaching dengan alur TIRTA. Alur yang dimulai dari menentukan tujuan coaching (T), identifikasi, pemetaan hingga pemecahan masalah (I), merencanakan aksi dari penemuan solusi (R) dan bertanggung jawab atas aksi yang dilakukan (TA).  Kami juga menguatkan pemahaman kami tentang coaching dengan cara mengobservasi sebuah video pembelajaran teman kami melalui tiga tahapan supervisi, yaitu percakapan coaching pra observasi, mengobservasi, percakapan coaching pasca observasi. 

Kegiatan pemahaman coaching ini membuat kami semakin mengerti tentang manfaat coaching sebagai supervisi akademik. Supervisi dengan pendekatan coaching akan membuat pelaksanaan supervisi terasa seperti diberdayakan, bukan seperti dievaluasi. Terdapat kedudukan berupa kemitraan antara si supervisor dan si supervisee, sehingga proses supervisi tetap mengedepankan potensi diri si supervisee. Manfaat lainnya adalah mengeluarkan proses kreativitas dan berkesinambungan. 

Akhirnya Lokakarya ke 4 ini membuat saya pribadi merasa lega dan menguasai sebuah ilmu pendekatan diskusi baru yang merupakan pendekatan paling berempati, memunculkan sebuah ide-ide baru, mengeksekusi mimpi-mimpi indah yang perlu direalitakan dan aktivitas yang memiliki kesinambungan karena ada sebuah tanggung jawab dalam pelaksanaannya. 

dok. pri
dok. pri

dok. pri
dok. pri

dok. pir
dok. pir

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun