Oleh : Nailil Abrar (Mahasiswa Hukum Tata Negara UIN Ar-Raniry)
Dunia saat ini sedang diterpa oleh wabah virus corona yang kian meresahkan. Munculnya virus tersebut selain berdampak pada kesehatan turut berdampak terhadap perekonomian masyarakat di tanah air, salah satu nya berdampak pada petani kopi yang ada di Gayo Khususnya Kabupaten Aceh Tengah.
Pandemi Covid-19 berpengaruh terhadap harga beli ditingkat petani dan eksportir kopi Gayo terganggu, diakibatkan oleh minimnya permintaan oleh negara importir, salah satunya negara asal mula virus corona yaitu China.
Harga normal yang semula rata-rata 10 sampai 13 ribu perkilogram, saat ini hanya dihargai Rp 7 ribu perkilogram. Semua terjadi karena isu yang menyebar di tengah masyarakat yaitu ekspor kopi menurun tidak bisa keluar karena ada lockdown akses ke negara importir ataupun eksportir ke negara tujuan, karena virus atau wabah corona ini, tidak ada harga jual dan beli kopi.
Melemahnya harga jual kopi tersebut akibat komsumsi dunia terhadap kopi Gayo menurun dan tidak menutup kemungkinan, harga kopi akan terus menyusut jika kondisi semakin tak menentu.
Salah satu upaya pemerintah untuk mengantisipasi anjlok nya harga kopi yaitu dengan mengaktipkan kembali resi gudang.Dengan upaya tersebut kopi-kopi para petani dapat disimpan dalam jangka waktu yang cukup lama hingga kondisi seperti ini bisa pulih kembali.
Dan kemudian kopi yang disimpan tersebut dapat dijual atau diekspor kembali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI