Banyak negara yang masih mengandalkan air sungai, danau, atau air tanah. Namun, semua sumber tersebut rentan terhadap perubahan iklim, polusi, dan penggundulan hutan. Teknologi desalinasi dapat menjadi tambahan yang signifikan dalam diversifikasi sumber air suatu negara, sehingga tidak terlalu bergantung pada sumber air alami yang semakin terbatas.
4. Inovasi dan Pengembangan Teknologi
Salah satu keunggulan utama teknologi desalinasi adalah kemampuannya untuk terus berinovasi dan berkembang seiring dengan kemajuan teknologi, menjadikannya solusi yang semakin efisien dan berkelanjutan. Inovasi dari teknologi ini seperti penggunaan membran yang lebih canggih, penerapan nanoteknologi, serta integrasi dengan energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin, telah menjadikan proses desalinasi menjadi lebih hemat energi dan ramah lingkungan. Selain itu, teknologi ini terus berkembang untuk mengatasi tantangan lingkungan, seperti pengelolaan limbah air garam, sehingga menjadikannya solusi jangka panjang yang lebih layak untuk mengatasi krisis air di berbagai belahan dunia.
5. Fleksibilitas Lokasi
Teknologi desalinasi ini dapat diterapkan di berbagai jenis lingkungan geografis. Terutama di daerah pesisir, pulau-pulau kecil, dan wilayah kering yang jauh dari sumber air tawar, desalinasi menyediakan air bersih yang teruji tanpa bergantung pada sumber air tradisional. Bahkan di daerah yang minim curah hujan atau jauh dari sungai dan danau, teknologi desalinasi menawarkan solusi untuk mengatasi krisis air dengan memanfaatkan sumber daya yang melimpah, seperti air laut. Fleksibilitas dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat yang tinggal di tempat-tempat terpencil, membantu meningkatkan ketahanan air dan mendukung perkembangan ekonomi di wilayah-wilayah yang sebelumnya sulit mendapatkan akses air bersih.
Tantangan dalam Pengembangan Teknologi Desalinasi
Menurut Dea Agustina, (2020) Meskipun memiliki potensi besar, teknologi desalinasi juga menghadapi beberapa tantangan signifikan yang perlu diatasi agar dapat diterapkan secara lebih luas.
1. Biaya Energi yang Tinggi
Salah satu kendala utama dalam penerapan desalinasi adalah konsumsi energi yang sangat tinggi. Proses desalinasi, terutama metode reverse osmosis yang paling banyak digunakan, membutuhkan energi yang besar untuk memisahkan garam dari air. Di negara-negara berkembang, biaya ini seringkali tidak terjangkau. Untuk membuat desalinasi lebih efisien, perlu dikembangkan teknologi yang lebih hemat energi atau penggunaan sumber energi terbarukan seperti tenaga surya dan angin.
2. Dampak Lingkungan
Desalinasi juga menghasilkan limbah berupa air garam pekat yang dibuang kembali ke laut. Limbah ini bisa mengubah salinitas air di sekitarnya, yang berpotensi merusak ekosistem laut. Oleh karena itu, pengelolaan limbah dari proses desalinasi menjadi isu lingkungan yang harus ditangani dengan baik. Teknologi baru yang ramah lingkungan dalam pengelolaan limbah desalinasi perlu segera dikembangkan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap ekosistem.