Mohon tunggu...
Naili Rizka Rahmasari
Naili Rizka Rahmasari Mohon Tunggu... Lainnya - Your greatest enemy is yourself

IAIN SALATIGA

Selanjutnya

Tutup

Money

Bagaimana Peran Pasar Modal Syariah dalam Masa Pandemi Covid-19?

27 Desember 2020   23:00 Diperbarui: 27 Desember 2020   23:55 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pasar  modal  memiliki berperan penting bagi perekonomian Indonesia. Keberadaan pasar modal diperlukan sebagai meningkatkan pendanaan dalam rangka mendukung pembangunan berkelanjutan dan sebagai sarana masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan. Betapa pentingnya pasar modal, jadi bagaimana kondisi pasar  modal Indonesia ditengah pandemi wabah COVID-19.

Tercatat mulai bulan April  2020 hingga sekarang, jumlah kasus positif COVID-19 yang terus meningkat di  Indonesia.  Hal tersebut berdampak pada perkembangan pasar modal di Indonesia. Para investor yang berbondong – bondong   untuk melepas kepemilikannya di bursa,dan menyebabkan pasar modal di Indonesia goyah.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada jum’at (18/12/20) melemah 3,45 poin atau 0,07 % ke level 6.110,70 Sedangkan nilai tukar rupiah 14.153 per dollar AS. Melihat situasi ini, pemerintah membuat keputusan untuk penanganan yang tepat supaya tidak terjadi krisis ekonomi. 

Memang sulit bagi pemerintah untuk meredam kepanikan masyarakat yang membeli kebutuhan sehari – sehari dalam jumlah yang banyak. Saat ini tantangan yang dihadapi pemerintah adalah harus menemukan solusi agar pasar  modal Indonesia tetap stabil. Janagan smapai mengalami krisi ekonomi seperti yang pernah terjadi pada tahun 1998.

Solusi yang harus dilakukan pemerintah adalah pemerintah perlu mengambil langkah untuk pemulihan ekonomi secara nyata. Karena sudah banyak yang kehilangn pekerjaan dikarenakan dampak virus corona ini. Dan bagaiman meyakinkan kembali para investor supaya mau menanam saham di Indonesia setelah COVID-19 mereda.

Akan tetapi pasar modal syariah lebih less volatile dibanding saham konvensional. Jika dilihat dari kapitalisasi pasar saham dan kinerja pasar saham, indeks syariah lebih tahan dan mencatat kinerja lebih baik dari pada saham konvensional.

Menurut Hasan Fawzi selaku Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia, bahwa pasar modal syariah menjadi ujung tombak alternatif pendanaan, misalnya yang dilakukan pemerintah melalui sukuk negara baru dan korporasi yang memanfaatkan pasar modal.

Ada lebih dari Rp 30 triliun lebih sukuk baru tahun ini dan Rp 830 triliun jumlah sukuk negara. Sedangkan dari sisi reksadana juga mengalami peningkatan daripada konvensional, bahwa di reksadana konvensioanal hanya tumbuh 7,6 % syariah tumbuh hampir 30% jumlah investor syariah mengalami kenaikan terus menerus 5 tahun belakang ini.

Hal ini OJK terus memberikan dukungannya terhadap perkembangan pasar modal syariah dan memberikan arahan dalam rangka mengembangkan pasar modal syariah 5 tahun ke belakang ini.

Tahun ini BEI mengusung 5 strategi roodmap seperti pertama, literasi dan inklusi yang tujuannya memperkuat basis investor syariah. Kedua, penegmabnagn produk efek dan instrumen syariah, memperluas bauran produk. Ketiga, pengembangan dan melengkapi infrastruktur dalam sistem, pengaturan dan landasan hukum, termasuk fatwa MUI mengatur seluruh mekanisme. Keempat, penguatan sinergi. Kelima, pengembangan teknologi edukasi dan jadi sarana langsung untuk investasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun