Menilik figur Direktur Utama PT Pertamina yang baru tentu banyak pertanyaan yang muncul. Dwi Soetjipto, pria yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama PT Semen Indonesia, ditetapkan sebagai Dirut Pertamina yang baru pada 28 Nopember lalu. Dwi menggantikan Karen Setiawan yang tepat satu bulan lalu mengundurkan diri. Ia akan bekerja bersama Arief Budiman, Yenny handayani, Ahmad Bambang di jajaran direksi.
Dalam beberapa media, banyak yang berpendapat bahwa penunjukan Dwi terkesan tanpa perhitungan. Ferdinand Huhahaean, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia, merasa Dwi tidak paham seluk-beluk migas dan tidak memiliki keberanian melawan mafia migas.
Beberapa kalangan merasa penunjukan Dwi Soetjipto seperti dipaksakan, bahkan ada yang mengatakan ini adalah skenario pemerintah Jokowi-JK. Pria yang meraih gelar Doktor di Universitas Indonesia ini dianggap sebagai kaki tangan neo-liberal. Kecurigaan ini bukan tanpa sebab. Proses penunjukkan Dwi dilakukan cenderung tertutup. Belum lagi Dwi tidak memiliki latar belakang yang terkait migas.
Namun hal ini mengesankan bahwa mereka menutup mata pada prestasi Dwi selama lima belas tahun terakhir. Ia mulai dikenal ketika merangkul Semen Gresik, Semen Padang, dan Semen Tonasa hingga menjadi Semen Indonesia. Selama memimpin PT Semen Indonesia, Dwi memiliki sistem kerja yang visioner. Ini dibuktikan dengan meluasnya penggunaan semen ini di Asia hingga Semen Indonesia membuka pabrik di Vietnam. Dwi sukses meningkatkan produksi Semen Gresik menjadi 26 juta ton per tahun, mengalahkan tingkat produksi Siam Cement yang sebesar 23 juta ton, yang selama ini adalah raja semen Asia Tenggara
Presiden Jokowi pun seolah mengamini berbagai pujian dan penghargaan yang diberikan pada Dwi. Ia mengatakan Dwi meraih peringkat tertinggi dalam penilaian pemilihan Dirut Pertamina yang baru. Jokowi seolah menampik dugaan bahwa pemilihan Dwi tanpa pertimbangan. Jokowi melihat Dwi adalah sosok putra daerah yang berhasil merintis karir hingga tingkat internasional.
Dwi sendiri tidak memungkiri bahwa tugasnya sangatlah berat. Ia sadar banyak masyarakat yang menumpukan harapan pemberantasan mafia migas segera digalakan. Ia pun dikabarkan segera menggandeng KPK dan BPK dalam kerjanya sebagai Dirut Pertamina. Hal ini tentu merupakan langkah yang tepat dan cepat dari seorang yang baru saja menjabat. Dwi seakan mengikuti pesan Jokowi pada para menterinya, “Kerja, kerja, kerja!”
Keberhasilan Dwi tentu tidak dapat dinilai dengan cepat hanya karena rencana strategis yang dimilikinya. Selain bertugas membawa Indonesia berdaulat di bidang energi, Dwi wajib mematahkan keraguan banyak pihak tentang dirinya. Selamat bekerja, Dwi Soetjipto!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H