Mohon tunggu...
Nihaya Lastari
Nihaya Lastari Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

a read and write balter

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Seminar Pemahaman Fungsi Kawasan Kota Tua

8 Desember 2014   05:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:49 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Siapa diantara kalian yang tak kenal dengan Kawasan Kota Tua? Atau minimal Museum Sejarah Jakarta alias Museum Fatahillah? Semua rakyat Jakarta sering bermain kesini. Bahkan untuk beberapa tahun terakhir banyak acara anak muda yang diadakan di kawasan ini. Selain kawasan ini memiliki lahan yang luas, kawasan ini juga memiliki keindahan arsitektur. Banyak turis dari luar kota Jakarta hingga mancanegara berbondong-bondong datang kesini untuk sekedar berfoto-foto.

Kawasan Kota Tua pun menjadi sorotan dunia luar khususnya UNESCO. Kawasan Kota Tua dinominasikan untuk mendapat label World Heritage Programme dari UNESCO sayangnya masih dalam tentative list. Mengapa? Karena Kawasan Kota Tua belum menemukan keseimbangan dalam perkembangannya. Kawasan Kota Tua masih perlu dirawat oleh warganya.

Maka diadakanlah rangkaian seminar di kawasan Glodok yang mengundang Kepala Unit Pengelola Kawasan Kota Tua DKI Jakarta, Bapak Norvi serta Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Bapak Isnawa Adjie sebagai pembicara. Seminar ini diadakan tanggal 4 Desember lalu yang terbuka untuk para mahasiswa di Jakarta.

Pak Norvi menerangkan bahwa masyarakat di Jakarta belum merasa bangga. “Mereka datang kesana bukan untuk sebuah kebanggaan. Kalau belum bangga, bagaimana bisa merawat? Bagaimana bisa maju?”. Pak Norvi pun menyayangkan banyak masyarakat yang datang tanpa tahu aturan, seringnya hanya mencorat-coret tembok, membuang sampah sembarangan bahkan mengambil atribut yang dipasang di sekitar museum. “Banyak yang ngeluh gak ada tong sampah, padahal saat diberi tong sampah,  belum genap tiga hari sudah hilang dibawa kabur! “ Gelak tawa sekaligus miris pun menyeruak di ruangan.

Maka Pak Adjie pun menekankan kembali pentingnya menjaga kebersihan. Ia merasa kebersihan bukan lagi urusan “sebagian dari iman”. Kebersihan adalah sebagian dari diri kita. Beliau mengingatkan bahwa setiap pekerjaan kita pasti menghasilkan limbah, menghasilkan sampah, dan ia pun menanyakan pada para mahasiswa, sudahkah kita membuangnya ke tempat yang benar?

Kawasan Kota Tua bukan sekedar halaman Museum Fatahillah yang lapang lalu digunakan untuk berpose atau sekedar berkeliling dengan sepeda. Kawasan Kota Tua adalah aset kota Jakarta, aset Indonesia. Pak Adjie beberapa kali menyebutkan bahwa banyak pejabat di negara lain yang terpukau melihat arsitektur Kawasan Kota Tua dengan rangkaian museumnya yang apik. Namun mereka juga sedih mengapa kebersihannya tidak terjaga, mengapa pemerintah terkesan cuek pada perawatannya.

Pak Norvi pun merasa ini bukan semata tugas pemerintah. Ini tanggungjawab bersama karena Kawasan Kota Tua itu milik bersama.. Maka dari itu Pak Norvi pun optimis bila dengan kerjasama yang baik dengan masyarakat, Kawasan Kota Tua pasti bisa memenangkan gelar dari UNESCO.

Yuk teman-teman, kita benahi Kawasan Kota Tua. Sebarkan pesan ini ke masyarakat Jakarta yang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun