Seiring berkembangnya zaman, gadged semakin populer di semua kalangan. Keberadaan gadged ini tidak lain karena dampak pesatnya kemajuan teknologi. Tidak hanya orang dewasa atau remaja, bahkan gadged melekat pada keseharian anak-anak. Layar gadget seolah menjadi sahabat terbaik bagi anak-anak. Namun, di balik kecanggihan teknologi, tersimpan ancaman terhadap perkembangan anak. Hal ini menjadi kekhawatiran orang tua untuk meminimalisir anaknya dalam bermain gadged ketimbang permainan tradisional.
Kekhawatiran ini didasarkan pada dampak negatif yang mungkin bisa terjadi pada anak. Misalnya, anak akan cenderung mementingkan waktu bermain gadged ketimbang belajar mereka. Bahkan kesehatan mental yang buruk dapat berdampak pada keseluruhan fisik anak. Kecemasan dan depresi akan terjadi akibat penggunaan gadget yang berlebihan. Karena efek candu inilah yang kemudian akan berdampak pada anak terhadap kognitif mereka.
Tidak hanya itu, maraknya game pada gadged secara tidak langsung juga melunturkan permainan-permainan tradisional yang ada. Permainan tradisional seakan telah sirna dan tergantikan oleh game di gadged. Pasalnya, anak-anak sekarang lebih memilih game di gadged daripada permainan tradisional dengan berbagai macam alasan. Padahal, permainan tradisional tidak kalah kaya akan macamnya. Jika diperhatikan, permainan tradisional juga jauh lebih berpengaruh terhadap perkembangan anak.
Permainan tradisional justru lebih mengasah kemampuan anak dalam berbagai aspek. Misalnya dari segi kelincahan, kecepatan, ketepatan, hingga kognitif mereka. Berbeda halnya dengan geme dalam gadged dimana banyak dampak buruk yang didapatkan jika anak-anak kecanduan game gadged atau bahkan tidak dalam pengawasan orang tua. Misalnya, anak cenderung kurang bergerak. Anak-anak yang terlalu banyak bermain gadget cenderung kurang aktif secara fisik, sehingga berisiko mengalami obesitas dan masalah kesehatan lainnya.
Terlalu sering beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lain di gadget juga dapat mengganggu kemampuan anak untuk fokus pada satu tugas. Sehingga anak mengalami gangguan konsentrasi. Penggunaan gadget yang berlebihan yang dimaksud inilah yang menyebabkan kecanduan, yang dapat berdampak negatif pada kehidupan sosial, akademik, dan emosional anak. Permainan digital pada gadged yang bersifat individual juga mengurangi kesempatan anak untuk berinteraksi secara langsung dengan teman sebayanya. Sehingga anak-anak cenderung kurang bersosialisasi.
Hal ini menunjukkan bahwa kecanduan game di gadged berpengaruh bukan hanya pada individu anak, tetapi juga pada pola interaksi sosial anak. Umumnya, anak dengan tingkat kecanduan gadged akan lebih bersifat individual, lain halnya dengan mengaplikasikan permainan tradisional. Melalui permainan tradisional, anak-anak akan berkumpul, bermain, hinga bercanda. Mereka secara tidak langsung akan mengetahui satu sama lain, menumbuhkan pengertian. Sehingga terbentuk interaksi sosial yang baik bagi anak-anak.
Sayangnya, di era digital yang serba instan ini, permainan tradisional seringkali terpinggirkan dan dianggap kuno. Namun, di balik kesederhanaannya, permainan tradisional menyimpan segudang manfaat yang tak ternilai bagi tumbuh kembang anak. Maka, di era digital yang sedang gemerlap ini, tidak ada salahnya untuk bernostalgia sejenak. Ingatkah dengan permainan tradisional yang dulu sering dimainkan? Permainan sederhana yang ternyata menyimpan manfaat luar biasa bagi tumbuh kembang anak yang kaya akan nilai-nilai luhur.
Permainan tradisional bukanlah sekadar hiburan semata. Lebih dari itu. Permainan tradisional adalah warisan budaya yang kaya akan nilai-nilai positif. Dengan bermain permainan tradisional, anak-anak tidak hanya bersenang-senang, tetapi juga belajar banyak hal penting untuk kehidupan. Mulai dari berinteraksi satu sama lain hingga saling memahami kekompakan satu sama lain. Sehingga mereka terbiasa untuk berbaur dengan orang lain.
Permainan tradisional mengajarkan berbagai nilai luhur kepada anak. Diantaranya seperti nilai kerjasama, sportivitas, dan saling menghargai. Melalui permainan bersama teman sebaya, anak-anak belajar berinteraksi, menyelesaikan masalah bersama, dan memahami pentingnya aturan. Selain itu, permainan tradisional juga melatih motorik kasar dan halus anak, meningkatkan kreativitas, serta menumbuhkan kecerdasan emosional.
Salah satu kelebihan utama permainan tradisional adalah tidak membutuhkan biaya yang mahal. Umumnya, permainan tradisional menggunakan bahan-bahan yang mudah ditemukan di sekitar lingkungan, seperti batu, tanah, air, daun, kayu, bambu, dan lain sebagainya. Hal ini membuat permainan tradisional dapat diakses oleh semua kalangan, tanpa memandang latar belakang sosial ekonomi anak-anak.