Mohon tunggu...
Naila Shofia Asty
Naila Shofia Asty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Gizi Universitas Airlangga

Saya memiliki motivasi yang tinggi dalam mencapai tujuan serta mampu bekerja sama di dalam tim. Saya juga memiliki ketelitian yang tinggi sehingga sangat terstruktur ketika mengerjakan sesuatu.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Transformasi Teknologi Kedokteran: Menuju Layanan Kesehatan Presisi untuk Pencapaian SGDs 3

24 Agustus 2023   01:47 Diperbarui: 24 Agustus 2023   01:58 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pada era modern ini, teknologi telah merasuki hampir setiap aspek kehidupan manusia, termasuk dalam sektor kesehatan. Pengembangan teknologi kedokteran telah membawa transformasi besar dalam cara kita mendekati masalah kesehatan dan pengobatan. Transformasi teknologi kesehatan telah menjadi elemen krusial dalam upaya menuju pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) ke-3, yaitu "Memastikan Kesehatan dan Kesejahteraan bagi Semua Usia." 

Dalam hal ini, pengembangan teknologi kedokteran berperan penting dalam meningkatkan efisiensi, akurasi, dan presisi layanan kesehatan. Konsep layanan kesehatan yang presisi mengacu pada pendekatan yang lebih personal, tepat, dan sesuai dengan karakteristik individu pasien, dengan dukungan teknologi sebagai alat utama dalam mencapai tujuan tersebut.

Salah satu dampak positif pengembangan teknologi kedokteran adalah peningkatan dalam diagnosis dan pengobatan. Hal ini memungkinkan deteksi dini penyakit, pengembangan terapi yang lebih tepat sasaran, dan pengelolaan pasien yang lebih efisien. Teknologi pencitraan medis, seperti MRI dan CT scan, memungkinkan dokter untuk melihat organ internal dengan detail yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Dengan begitu, diagnosa lebih tepat dan pengobatan dapat disesuaikan dengan kondisi spesifik pasien. Penggunaan teknologi analisis data juga membantu dokter untuk meramalkan risiko kesehatan dan penyakit yang mungkin dialami oleh pasien, sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan lebih efektif.

Selain itu, teknologi telemedicine atau kesehatan jarak jauh juga mengemuka sebagai solusi dalam mengatasi tantangan aksesibilitas layanan kesehatan, terutama di daerah yang sulit dijangkau. Dengan bantuan aplikasi dan platform online, pasien dapat berkomunikasi dengan dokter, mendapatkan konsultasi medis, dan bahkan mengakses resep obat tanpa perlu datang ke rumah sakit. Hal ini sangat bermanfaat dalam memastikan layanan kesehatan yang tepat waktu dan efisien, sekaligus mengurangi beban sistem kesehatan yang sudah padat.

Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, muncul pula beberapa tantangan. Salah satunya adalah isu privasi dan keamanan data pasien. Dengan informasi medis yang disimpan secara digital, sangat diperlukan untuk memastikan bahwa data pribadi pasien terlindungi dengan baik dan tidak disalahgunakan. Pengumpulan dan penyimpanan data medis sensitif dapat rentan terhadap peretasan cyber, yang dapat mengancam kerahasiaan pasien dan integritas data. Oleh karena itu, langkah-langkah kuat dalam mengamankan data medis menjadi sangat penting. Peraturan yang ketat perlu diterapkan untuk memastikan integritas dan kerahasiaan informasi kesehatan.

Dalam konteks SDGs 3, pengembangan teknologi kedokteran tidak hanya sebatas alat medis, tetapi juga perubahan dalam pendekatan keseluruhan terhadap layanan kesehatan. Melalui penggabungan teknologi dan aspek-aspek lain, seperti edukasi kesehatan masyarakat, perencanaan sistem kesehatan yang efisien, dan akses yang merata, kita dapat mencapai layanan kesehatan yang presisi dan sesuai dengan kebutuhan individu. Transformasi ini akan membawa dampak positif dalam peningkatan kualitas hidup dan harapan hidup masyarakat secara keseluruhan.

Dalam rangka mencapai tujuan SDGs 3, kolaborasi antara berbagai pihak sangatlah penting. Para pengembang teknologi, dokter, ahli kesehatan masyarakat, pemerintah, dan sektor swasta harus bekerja bersama untuk mengarahkan inovasi teknologi kedokteran ke arah yang positif dan berkelanjutan. Diperlukan juga regulasi yang memadai untuk mengatur pengembangan dan penggunaan teknologi ini, sehingga mencegah dampak negatif yang mungkin timbul.

Kesimpulannya, pengembangan teknologi kedokteran memiliki peran signifikan dalam transformasi teknologi kesehatan menuju layanan yang presisi sesuai dengan SDGs 3. Namun, tantangan yang muncul harus diatasi dengan bijak, terutama dalam mengamankan data pasien dan memastikan bahwa teknologi benar-benar digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia secara keseluruhan.
 
Sumber :

SDGs Dashboard. (n.d.). Retrieved from sdgs.bappenas.go.id: https://sdgs.bappenas.go.id/tujuan-3/#:~:text=Kehidupan%20Sehat%20dan%20Sejahtera&text=Seluruh%20isu%20kesehatan%20dalam%20SDGs,semua%20orang%20di%20segala%20usia.

Setianingsih, R., Baiquni, M., & Kurniawan, A. (2019). PEMODELAN INDIKATOR TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI INDONESIA. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 61-74.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun