Malnutrisi atau gizi buruk pada bayi dan balita telah menjadi masalah kesehatan masyarakat sejak dahulu.Â
Krisis ekonomi sejak tahun 1997 hingga saat ini belum ditangani dengan baik. Hal ini menyebabkan bertambahnya jumlah keluarga miskin dan menurunnya daya beli pangan yang pada akhirnya dapat menyebabkan malnutrisi.Â
Malnutrisi adalah penyebab utama  kematian pada bayi dan balita. Malnutrisi pada bayi dan balita merupakan masalah yang perlu ditangani.Â
Anak-anak yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dapat mengalami komplikasi dan masalah kesehatan jangka panjang seperti gangguan kesehatan mental dan emosional, IQ rendah, penyakit infeksi, dan anak pendek yang  tidak tumbuh optimal.Â
Upaya pencegahan terjadinya malnutrisi pada bayi dan balita sebaiknya dilakukan sedini mungkin dengan menerapkan pola hidup sehat bergizi seimbang untuk memenuhi kebutuhan gizi dan mencegah risiko Kekurangan Energi Kronis (KEK), memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan, dilanjutkan dengan memberikan MPASI yang bergizi lengkap dan seimbang mulai usia 6 bulan.Â
Prinsip pencegahan gizi buruk dilakukan dengan menemukan kasus yang berisiko mengalami gizi buruk dengan pemantauan tumbuh kembang anak menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS) pada buku KIA.Â
Selanjutnya, balita dengan gangguan perkembangan harus dirujuk ke Posyandu atau Puskesmas sesegera mungkin.
Sumber : https://gizikia.kemkes.go.id/assets/file/pedoman/tatalaksana-gibur.pdf, 2020, "Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita", Kementerian Kesehatan RI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H