Semburat cahaya matahari  berhasil memasuki celah celah jendela kamar. Hangatnya tepat mengenai wajah seorang perempuan yang masih terlelap dalam tidurnya. Ditambah ayam yang saling berkokok melengkapi hari dengan mentari dan langit cerah pagi ini.Â
Cahya matahari itu semakin leluasa masuk ke kamarnya melalui celah celah jendela kamarnya. Perempuan itu pun membuka matanya yang disambut dengan cahaya matahari yang mengenai wajahnya.
Perempuan itu membuka tirai jendela kamarnya. Netranya disuguhkan dengan jalanan yang dipenuhi aktivitas manusia. Ia mengalihkan pandangnya dan melihat pukul 06.10 dengan segera ia bergegas bersiap siap ke sekolah.
Kakinya telah menapaki lapangan sekolah yang dipenuhi remaja seusianya atau lebih muda darinya. Dengan langkah gontai Kakinya melangkah menuju kelas yang terpasang papan bertuliskan IX.1 yang sudah usang.Â
Zel, sini cepetan, pangil gadis yang seusia denganya.
Dengan cepat ia langsung duduk dibangkunya untuk mendengar apa yang akan dikatakan oleh temannya ini.
Ada apa sih sya? Tanya Zelina sambil mengangkat sebelah alisnya.
Ini kamu tau gak Rumah Abandon yang di kita lewati waktu pulang sekolah hari itu? Tanya Nasya sebelum memulai ceritanya.
Zelina berpikir sejenak lalu menganggukkan kepalanya. Dia sudah tak sabar menunggu cerita Nasya tentang rumah abandon. Entahlah ia juga bingung kenapa rumah itu di sebut "Rumah Abandon."
Gini, rumah itu telah lama ditinggalkan oleh pemiliknya. Masyarkat kerap memanggilnya "Rumah Abandon" mungkin saja itu nama pemilik rumah tersebut. Tapi rumah itu banyak menyimpan jejak-jejak misteri yang menarik perhatian banyak orang, terang Nasya dengan penuh semangat.
Nah, maka dari itu aku pengen ngajak kamu buat nyelidikin rumah itu, tawar Nasya dengan senyum manis di wajahnya.