Bimbingan dan  Konseling adalah proses interaksi antara konselor dan konseli untuk membantu konseli agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau memecahkan masalah yang dialaminya. Seorang konselor harus peduli terhadap kemaslahatan anak dan remaja serta menjadi pribadi yang tajam atas segala sesuatu dan merasakan segala sesuatu dengan penuh cinta.
Dalam mempelajari Bimbingan dan Konseling terdapat berbagai komunikasi yang harus dikuasai oleh konselor untuk menangani konseli. Salah satunya adalah Keterampilan Konseling Terapeutik, apa sih Keterampilan Konseling Terapeutik itu?
Keterampilan Konseling Terapeutik adalah komunikasi yang memfasilitasi untuk penyembuhan konseli dengan cara berkomunikasi dan menanamkan rasa percaya diri pada konseli sehingga menciptakan hubungan yang erat antara konselor dan konseli agar tercapai penyelesaian dari masalah konseli.
  * Tujuan dari komunikasi terapeutik:
- Merealisasi diri, yaitu penerimaan diri dan rasa hormat kepada diri sendiri.
- Memiliki identitas diri yang jelas dan integritas diri yang tinggi.
- Memiliki kemampuan membina hubungan interpersonal yang intim, saling bergantung, dan saling mencintai.
- Meningkatkan fungsi dan kemampuan yang dapat memuaskan kebutuhan serta mencapai tujuan personal yang realistis.
  * Syarat-syarat komunikasi terapeutik, yaitu:
- Keterlibatan dalam percakapan baik dari aspek fisik, mental, dan intelektual individu.
- Aktif dalam mendengarkan dengan melibatkan perasaan dan hati.
- Empati atau kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan orang lain.
  * Cara untuk membentuk komunikasi terapeutik bagi konselor, yaitu dengan cara :
- Belajar menjadi pendengar yang aktif.
- Belajar memahami perasaan.
- Belajar merefleksi perasaan.
  * Hal-hal yang perlu dihindari oleh konselor, yaitu:
- Comparing, membandingkan diri dengan orang lain.
- Mind read, mencoba membaca pikiran yang ada dalam diri orang lain.
- Planning, merencanakan argument atau cerita yang akan dikatakan selanjutnya.
- Filtering, hanya mendengar topik yang diminati.
- Judging, memberikan penilaian dengan pernyataan yang negatif, seperti: bodoh, lemah, aneh, dan lainnya.
  * Macam- macam keterampilan:
- Keterampilan Attending (penerimaan konselor melalui perhatian dan kesiapsiagaan penuh yang diberikan untuk konseli). Contoh: jabat tangan, kontak mata, anggukan kepala, dan senyuman.
- Keterampilan Membuka Percakapan penting dalam membangun hubungan awal yang baik dengan konseli.
- Keterampilan Bertanya (mengajukan pertanyaan terbuka maupun tertutup).
       # Pernyataan terbuka untuk probing (jawaban lebih terbuka dan lebih luas).
       # Pernyataan tertutup untuk klarifikasi (jawaban tertentu saja).
- Keterampilan Restatement (pengulangan satu dua kata dari pernyataan konseli secara eksplisit untuk menegaskan).
- Keterampilan Empati (kemampuan untuk memahami perasaan orang lain).
- Keterampilan Klarifikasi (dibutuhkan saat konselor mencoba untuk menyamakan persepsi).
- Keterampilan Genuine (berupa perilaku dan ungkapan kejujuran mengenai pikiran dan perasaan konselor kepada konseli).
- Keterampilan Refleksi (memantulkan kembali tentang perasaan, pikiran, dan isi sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal dan nonverbal).
       # Bentuk refleksi :