Mohon tunggu...
Naila N
Naila N Mohon Tunggu... Lainnya - Instansi Universitas Airlangga

Saya mahasiswa tahun angkatan 2024 dari Universitas Airlangga Fakultas Ilmu Budaya Jurusan Bahasa dan Sastra Jepang. Hobi saya menggambar,menulis cerita dan bernyanyi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Pendidikan berbasis Kearifan Lokal di Tengah Arus Modernisasi di Sektor Pendidikan

21 Agustus 2024   20:01 Diperbarui: 21 Agustus 2024   20:05 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di tengah arus modernisasi ini yang mana hampir dalam seluruh sektor kebanyakan mengacu pada negara barat,kearifan lokal mulai terancam dan mengalami krisis nya sendiri terutama pada bidang bahasa dan budaya. Hal ini dapat dilihat melalui kenyataan bahwa banyak anak muda terutama yang berada di kota-kota besar tidak terlalu memahami bahasa daerah mereka sendiri. Hal ini tidak terjadi begitu saja tanpa alasan melainkan karena kurangnya penggunaan bahasa daerah dalam kehidupan sehari hari mereka. Mengapa demikian? Hal ini kemungkinan terjadi karena memang tidak ada kondisi yang memaksa mereka untuk menggunakan bahasa daerah mereka dalam kehidupan sehari hari. Sehingga karena itulah hal hal seperti itu harus dibiasakan melalui kehidupan, keseharian dan rutinitas mereka salah satu contoh kecilnya yakni dengan adanya mata pelajaran bahasa daerah di masing-masing daerah.

Untuk mempertahankan eksistensi bahasa daerah sebagai kearifan lokal kita dapat menerapkan mata pelajaran bahasa daerah pada kurikulum pembelajaran sekolah masing-masing di tiap-tiap lembaga formal. Mengapa demikian? Tentu saja karena anak anak muda tentunya akan tekun mempelajari nya demi mendapatkan nilai yang bagus dan ketika mereka mempelajarinya dengan tekun hal itu dan akan menjadikan mereka paham dengan bahasa daerah mereka. Kemudian bila dirasa kurang efektif dan terlalu membosankan kita bisa membuat sebuah agenda atau acara seperti 'Bulan Bahasa'. Yang mana anak-anak akan diberikan satu hari penuh dalam seminggu di satu bulan dan ketika itu mereka akan disuruh menggunakan bahasa daerah mereka seharian penuh. Selain itu dapat menerapkan peraturan seperti poin yang mana ketika ada yang tidak bisa berbicara karena tidak tahu bahasa daerahnya bisa langsung diberi tugas yang berkaitan dengan bahasa daerah tersebut. Dan di akhir bulan setiap anak yang berbahasa daerah dengan baik akan mendapatkan hadiah.

Kegiatan tersebut akan efektif bila dilakukan dengan kerja sama oleh semua pihak baik dari pihak tenaga pendidik, organisasi dan murid-murid nya sendiri. Sehingga kegiatan ini dapat menjadi langkah awal bagi kita untuk mempertahankan eksistensi bahasa daerah sebagai kearifan lokal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun