PERAN PENYULUH KESEHATAN DALAM MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE
NAMA : NAILA MUHTI SALSABILA/191242265
FAKULTAS : KESEHATAN MASYARAKA
NAMA UNIVERSITAS : UNIVERSITAS AIRLANGGA
     Demam berdarah dengue [DBD] adalah salah satu jenis penyakit menular yang menjadi endemik di Indonesia. Penyebaran DBD di Indonesia dapat dipengaruhi oleh mobilitas penduduk, kepadatan penduduk, dan kondisi lingkungan yang kumuh seperti keberadaan tempat pembuangan sampah. Penyebab dari DBD sendiri adalah virus Dengue. Seseorang bisa terjangkit demam berdarah jika digigit oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang telah terinfeksi virus Dengue. Nyamuk penyebab demam berdarah ini biasanya aktif dan menggigit pada pagi dan sore hari. DBD dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa. Penyakit ini menular ketika nyamuk pembawa virus Dengue menggigit penderita demam berdarah, kemudian menggigit orang yang sehat. DBD sendiri banyak ditemukan di daerah beriklim tropis, termasuk Indonesia, dan angka kejadian penyakit ini biasanya meningkat ketika musim hujan.
     Sedangkan gejala utama pada penderita DBD adalah naiknya suhu tubuh secara mendadak. Pada anak, fase demam pada DBD berbentuk seperti pelana kuda, yaitu turun selama beberapa hari, kemudian naik lagi. Demam pada DBD umumnya berlangsung selama 3 hari dan bisa mencapai suhu 3940C dan sulit turun walaupun pasien telah mengonsumsi obat penurun panas. Selain itu, pasien juga mengalami gejala lain seperti lemas, sakit kepala hebat, nyeri dibagian belakang mata, mual dan muntah serta ruam kemerahan yang timbul maupun tidak timbul. Lantas, langkah apa yang perlu kita lakukan dalam mencegah serta menangani pasien DBD?. Perawatan pasien demam berdarah berfokus untuk mengatasi gejala, menjaga energi pasien, dan meningkatkan kekebalan tubuhnya. Dengan demikian, diharapkan virus dapat terbasmi oleh daya tahan tubuh pasien.
     Penanganan demam berdarah tahap awal bisa dilakukan di rumah selama tidak terdapat tanda bahaya. Namun selama perawatan mandiri, pasien harus diawasi secara ketat. Untuk mempercepat pemulihan, pasien perlu mencukupi kebutuhan cairan, mengkonsumsi makanan dengan gizi lengkap dan seimbang, istirahat cukup, serta meminum paracetamol jika demam melebihi 39.
     Disisi lain ,pentingnya respon masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pencegahan penyakit DBD  bukanlah hal yang mudah. Di lain pihak, pemerintah juga memiliki ketidakmampuan untuk mengatasi persoalan penyakit DBD secara tuntas dan berkelanjutan. Realita yang terjadi di masyarakat sampai kini menunjukkan bahwa adanya keterbatasan pengetahuan dan informasi tentang cara pencegahan penyakit DBD pada masyarakat, sulitnya membuat semua orang menjaga kebersihan lingkungan untuk pencegahan penyakit DBD, serta rendahnya kesadaran dan tanggung jawab kolektif untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
     Sehingga, peran tenaga kesehatan sangatlah penting dalam kasus ini, terutama dalam bidang kesehatan masyarakat yang berfokus pada penyuluhan kesehatan. Penyuluh kesehatan harus mampu memahamkan masyarakat tentang  bagaimana pentingnya menjaga lingkungan agar tetap bersih dan terhindar dari nyamuk penyebab DBD. Dengan di adakannnya program penyuluhan kesehatan di beberapa daerah, diharapkan agar masyarakat bisa lebih peduli terhadap lingkungan yang mereka tinggali. Selain itu, tenaga kesehatan juga meiliki peran dalam memberdayakan masyarakat yang dapat dilakukan dengan model partisipasi komunitas. Masyarakat akan diajak berpartisipasi dalam upaya memberikan perubahan perilaku yang baik melalui berbagai macam cara, seperti membentuk sukarelawan yang bertugas memeriksa jentik, pelatihan tentang pengendalian vektor DBD, serta mengajak masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk di lingkungan rumahnya. Dengan demikian, potensi terpaparnya masyarakat akan penyakit DBD dapat diatasi.
Â
                Â