Mohon tunggu...
Naila KhansaAzzahra
Naila KhansaAzzahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya menyukai film, musik, buku dan bahasa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Relasi Anak dengan Orangtua dalam Keluarga

11 Mei 2023   19:25 Diperbarui: 11 Mei 2023   19:28 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai pedoman hidup manusia, Al Qur'an berisi banyak aturan, perintah, anjuran dari Allah swt. kepada umat-Nya untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Al-Qur'an menjelaskan setiap bagian ayatnya, bagian anjurannya dan perintahnya dengan detail dan para ahli tafsir menerjemahkannya dengan lebih detail lagi, dengan bahasa yang lebih mudah dipahami, karena Al Qur'an sedikit banyakk menggunakan kata-kata kiasan yang perlu diperdalam lagi dalam memahaminya.

Disini penulis akan mencoba membahas relasi atau hubungan seorang anak dengan orang tua dalam perspektif Al Qur'an surat Al Isra' ayat 23-24 dan Lukman ayat 14 dan 15. Pertama, kita akan membahas tentang relasi, relasi disini adalah hubungan antara dua pihak atau lebih untuk mencapai suatu tujuan. Maka relasi anak dengan orang tua adalah suatu hubungan yang tidak pernah lepas yang akan selalu terikat dan di dalamnya ada tujuan yang akan dicapai oleh kedua belah pihak. 

Karena ikatan antar kedua belah pihak ini sangat erat, anak dengan ibunya, anak dengan ayahnya, maka ada beragam kejadian atau peristiwa yang terjadi, bagaimana menjaga hubungan ini agar selalu harmonis dan bahagia. Allah telah mengaturnya dalam Al Qur'an, bagaimana sekiranya seorang anak berlaku pada orang tuanya. Dalam Al Qur'an surat Al Isra' ayat 23 yang berbunyi:

"Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik." (QS. Al Isra':23)

Disebutkan dalam ayat diatas bahwasanya Allah swt. memerintahkan hamba-Nya untuk menyembah hanya kepada-Nya dan berbuat baiklah pada kedua orang tua. Allah mengatur bagaimana seorang anak berbicara kepada orang tuanya, dengan tidak berucap kata "ah" dan membentaknya, menyakiti perasaannya dengan kalimat-kalimatnya dan sebaliknya berlemah lembutlah dalam berbicara pada kedua orang tua, keluarkanlah kata-kata yang baik dan menyejukkan kepada keduanya. Lalu, dalam ayat selanjutnya yang berbunyi:

"Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, "Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil." (QS. Al Isra':24)

Disebutkan dalam ayat tersebut bahwasanya rendahkanlah diri kita, atau seperti yang dosen tafsir saya katakan Bapak Hamidullah "Sebesar apapun pangkat kita, jabatan kita di luar sana, baik itu jenderal ataupun direktur perusahaan, namun ketika sudah kembali ke rumah, berada di rumah, menemui orang tua, lepas pangkat itu, lepas jabatan itu dan kembalilah menjadi anak yang senantiasa sopan santun dan berendah diri." Allah menyebutkan bahwa kita sebagai anak hendaklah memohonkan ampun, mendoakan mereka kedua orang tua kepada Allah, karena doa anak shalih dan shalihah adalah amal jariyah yang senantiasa terus mengalir untuk kedua orang tua nya bahkan ketika mereka sudah wafat, dahsyat sekali kekuatan doa itu.

Selanjutnya, dalam Al Qur'an surat Lukman, Allah juga sekali lagi memerintahkan untuk berbuat baik kepada orang tua, selengkapnya dalam ayat 14  berikut:

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu." (QS. Lukman:14)

Bagaimana perjuangan seorang ibu saat mengandung disebutkan dalam ayat tersebut, keadaannya yang lemah bertambah-tambah saat mengandung, membawanya selama 9 bulan dan menyusui nya hingga usia 2 tahun, dan mengurusnya terus menerus hingga ia dapat berdiri di kakinya sendiri. Dan Allah juga memerintahkan untuk senantiasa bersyukur atas semua rahmat dan karunia yang telah Allah berikan, janganlah menjadi orang yang kufur nikmat. Dan bersyukur atas apa yang telah orang tua berikan, kasih sayang mereka, perjuangan mereka dalam memenuhi kebutuhan bahkan keinginan kita.

Selanjutnya dalam ayat 15 terdapat batasan kepatuhan kita sebagai anak terhadap orang tua, selengkapnya dalam ayat di bawah ini:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun