Mohon tunggu...
nailah zhafirah
nailah zhafirah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Airlangga

suka merenungi kehidupan dan memetik hikmah darinya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menepis Overthinking dengan Iman Kepada Takdir

4 Juni 2024   13:45 Diperbarui: 4 Juni 2024   13:57 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Sewaktu masih sekolah dahulu, terdapat seorang gadis yang begitu ambisius mengikuti berbagai perlombaan, puluhan prestasi pun berhasil diraihnya, biidznillah. Akan tetapi, walau sudah sering menjadi juara, terkadang ia masih khawatir gagal di perlombaan selanjutnya. “Bagaimana jika aku kalah? Apa yang akan dikatakan teman-teman dan para guru  jika aku gagal?” pikirnya dalam hati. Ia khawatir tak bisa memenuhi ekspektasi tinggi orang-orang di sekitarnya.

Diantara Sebab Penyakit Jiwa
1. Depresi terkait hal yang terjadi di masa lampau
2. Cemas dengan masa yang akan datang

Tentang Takdir
Beriman kepada takdir adalah salah satu rukun iman bagi muslim. Segala sesuatu yang telah terjadi, sedang terjadi, dan akan datang semua tidak akan keluar dari ketetapan Allah Ta’ala, sesuai dengan ilmu-Nya dan hikmah-Nya.


Dalam Shahih Muslim disebutkan hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash bahwa ia berkata: “Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Allah telah menulis takdir seluruh makhluk sebelum menciptakan langit dan bumi dengan tenggang waktu 50 ribu tahun.”
(HR. Muslim).


Manusia dilarang menyelami rahasia takdir dengan berlebih-lebihan, seperti mengapa Allah Ta’ala menakdirkan ini dan bagaimana takdir terjadi, namun mengimaninya adalah wajib.


Semua Takdir Itu Baik
“Aku begitu takjub pada seorang mukmin. Sesungguhnya Allah tidaklah menakdirkan sesuatu untuk seorang mukmin melainkan pasti itulah yang terbaik untuknya.”
(HR. Ahmad, 3:117. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini sahih).


Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah berkata, “Takdir itu tidak ada yang buruk. Yang buruk hanya pada yang ditakdirkan (al–maqdur, artinya manusia atau makhluk yang merasakan jelek). Takdir jika dilihat dari perbuatan Allah, semua takdir itu baik. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, ‘Kejelekan tidak disandarkan kepada-Mu.’ Jadi, takdir Allah itu selamanya tidak ada yang jelek. Karena ketetapan takdir itu ada karena rahmat dan hikmah. Kejelekan murni itu hanya muncul dari pelaku kejelekan. Sedangkan Allah itu hanya berbuat baik saja selama-lamanya.” (Syarh Al-Arba’in An-Nawawiyyah, hlm. 88)

Jadi, Tenanglah!
Keimanan yang benar terhadap takdir akan membuahkan hal-hal penting, di antaranya sebagai berikut :
Pertama: Hanya bersandar kepada Allah ketika melakukan berbagai sebab, dan tidak bersandar kepada sebab itu sendiri. Karena segala sesuatu tergantung pada takdir Allah.


Kedua: Seseorang tidak sombong terhadap dirinya sendiri ketika tercapai tujuannya, karena keberhasilan yang ia dapatkan merupakan nikmat dari Allah, berupa sebab-sebab kebaikan dan keberhasilan yang memang telah ditakdirkan oleh Allah. Kekaguman terhadap dirinya sendiri akan melupakan dirinya untuk mensyukuri nikmat tersebut.
Ketiga: Munculnya ketenangan dalam hati terhadap takdir Allah yang menimpa dirinya, sehingga dia tidak bersedih atas hilangnya sesuatu yang dicintainya atau ketika mendapatkan sesuatu yang dibencinya. Sebab semuanya itu terjadi dengan ketentuan Allah.

Lalu, Selanjutnya?
Setidaknya tanamkanlah 2 hal ini, niscaya engkau akan senantiasa merasa senang dan tenang dalam mengarungi kehidupan:
1. Ajal telah ditentukan oleh Allah, maka tidak akan bertambah sesaat tidak pula berkurang sesaat
2. Rezeki tidak akan diambil oleh orang lain dan tak akan pernah tertukar

Serahkan semuanya kepada Sang Maha Kaya, Dzat Pemberi Rezeki. Ingat! ranah manusia hanya berikhtiar dan segala hasil ditentukan oleh-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun