Mohon tunggu...
Nailah Regina Putri
Nailah Regina Putri Mohon Tunggu... Akuntan - mahasiswa

ISFJ and also like some kind of tea

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Seorang Anak Terseret Narkoba Akibat Pergaulan Bebas

6 Juni 2024   21:21 Diperbarui: 6 Juni 2024   21:47 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dilansir dari situs berita kompas.com, seorang anak berumur 10 tahun di Tanggamus, Lampung menjadi pecandu narkoba. Pihak Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) telah melakukan asesmen terhadap anak di bawah umur yang menjadi pecandu narkoba. Kepala BNNK Tanggamus, Henderiyadi menyimpulkan bahwa terdapat dua faktor dibalik seorang anak yang menjadi pecandu narkoba. Faktor tersebut antara lain pergaulan bebas, dan ketidakpekaan orang tua terhadap kondisi anak.

Faktor pertama adalah pergaulan bebas. Pergaulan bebas merupakan suatu perilaku yang menyimpang dari batasan-batasan norma yang berlaku di masyarakat Norma-norma tersebut terdiri dari agama, sosial, kesusilaan dan nilai-nilai yang dipercaya di lingkungan masyarakat. Pergaulan bebas termasuk perilaku menyimpang dalam masyarakat dikarenakan dampak dari pergaulan bebas menyebabkan ketidaktenangan pada masyarakat dan memberi dampak negatif yang mampu mempengaruhi masa depan semua anak. Pergaulan bebas mencakup perilaku-perilaku negatif yang berdampak pada diri sendiri dan orang lain, seperti penggunaan narkoba, penyalahgunaan obat-obatan, seks bebas, pertengkaran remaja, balapan liar, merokok, mabuk, bullying, dan perilaku negatif yang lainnya.

Pada pembahasan kali ini akan membahas mengenai penyalahgunaan narkoba. Menurut Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia, narkotika adalah zat atau obat, baik yang bersifat alami, sintetis, maupun semi sintetis, yang bisa menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, dan daya rangsang. Narkotika sebenarnya bermanfaat sebagai obat penghilang rasa nyeri dan memberi ketenangan. Namun, narkotika sering disalahgunakan oleh sebagian orang dengan tujuan dan harapan mendapatkan efek yang menyenangkan pada otak. Padahal narkotika jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan kecanduan.

Seorang anak yang masih di bawah umur sangat rentan terhadap rasa penasaran akan suatu hal. Mereka cenderung ingin mencoba hal-hal baru yang terkadang melewati batas tanpa mereka tahu penyebab buruk yang akan terjadi setelahnya, misalnya mengkonsumsi narkotika atau zat psikotropika lainnya. Hal tersebut biasanya terjadi karena sang anak yang mudah terjerumus oleh pergaulan bebas dengan dorongan dari teman-temannya yang mengarah ke arah negatif.

Penggunaan narkoba dan obat-obat terlarang lainnya tidak hanya membuat kecanduan, tetapi dapat mempengaruhi kesehatan dan daya pikir bagi siapapun yang mengkonsumsi. Zat-zat yang terkandung dalam narkotika dapat memengaruhi cara kerja otak, perasaan dan perilaku, pemahaman, dan indra seseorang. Oleh karena itu, siapapun harus membuang pikiran penasaran terhadap narkoba karena jika sudah terlanjur mengonsumsi akan mengakibatkan ketagihan sehingga seseorang rela menghamburkan uang demi memuaskan dirinya sendiri terhadap narkoba. Dalam hal ini yang dimaksud dalah seseorang sangat dilarang dalam penggunaan narkoba secara sembarangan semata-mata untuk kesenangan diri sendiri.

Faktor kedua adalah kurangnya perhatian orang tua dapat menyebabkan anak terjerumus dalam pergaulan bebas. Dalam hal ini, orang tua cenderung tidak peduli dan tidak melakukan pengawasan terhadap anak. Biasanya hal tersebut terjadi ketika seorang anak dengan keadaan broken home. Mereka mencoba mencari pelarian dari suatu permasalahan melalui pergaulan bebas yang tanpa tahu membawa mereka ke dalam perilaku dan kebiasaan negatif yang dapat menghancurkan masa depan. Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk selalu memperhatikan lingkaran pertemanan sang anak. Orang tua juga harus mencegah sang anak agar tidak melakukan hal-hal negatif yang dapat membahayakan masa depan anak. Misalnya, dengan membekali sang anak mengenai berbahayanya efek samping pada narkoba, dan memberitahu perilaku atau kebiasaan yang baik lainnya.

Selain itu, seorang anak juga harus memiliki kesadaran pada diri sendiri, yaitu dapat membedakan mana yang positif dan mana yang negatif. Seorang anak seharusnya melakukan hal positif dan menjauhi hal negatif. Hal tersebut berlaku pada pergaulan seorang anak. Seorang anak harus dapat memilah-milah mana pergaulan yang membawanya pada dampak positif dan dampak negatif. Pergaulan yang berisi sekumpulan teman-teman dengan sikap dan perilaku yang positif dapat membawa sikap dan perilaku anak menjadi positif juga. Pergaulan yang seperti itu juga dapat membawa masa depan yang positif. Seorang anak harus menjauhi pergaulan yang sekiranya dapat membawa pada hal negatif dan dapat merusak masa depan. Dengan tidak terlibat dalam pergaulan bebas yang mengarah ke arah negatif, maka membuat anak untuk tetap menjadi pribadi yang positif.

Sumber informasi :

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun