Mohon tunggu...
Nailah Fahkriyah
Nailah Fahkriyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - saya sebagai Mahasiswa di Universitas Muhammdiyah Jakarta

saya suka menyalurkan tugas-tugas saya kedalam media massa, seperti contoh: membuat artikel, makalah, jurnal dan di upload ke media.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Otonomi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY): Tantangan Serta Potensi Menuju Pembangunan Berkelanjutan

15 Mei 2024   23:35 Diperbarui: 15 Mei 2024   23:37 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nailah Fahkriyah Saputra

Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah yang panjang dalam konteks politik, budaya maupun ekonomi. Yogyakarta termasuk daerah yang masih mempertahankan sistem monarki di Indonesia, DIY juga memiliki dinamika tersendiri dalam mengelola otonomi daerahnya. Daerah Istimewa Yogyakarta juga memiliki tantangan dan potensi bagi otonomi daerahnya. Berikut tantangan otonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY):

  • Pengelolaan sumber daya alam.

DIY sangat memiliki potensi sumber daya alam yang besar, termasuk tambang batu kapur, pasir dan juga potensi pertanian yang sangat subur. Tetapi, tantangan sering terjadi dalam pengelolaan yang berkelanjutan, menjaga antara eksploitasi SDA serta perlindungan lingkungan.

  • Pembangunan infrastruktur.

Pembangunan infrastruktur kerap menjadi tantangan yang signifikan bagi daerah DIY. Sementara itu pembangunan jalan dan transportasi terus berlangsung, kebutuhan akan infrastruktur yang lebih modern dan berkelanjutan menjadi fokus yang tetap. Pengembangan sistem transportasi yang efisien serta ramah lingkungan menjadi perhatian yang penting.

  • Peningkatan kesejahteraan masyarakat

Meski dikenal sebagai stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang relatif baik, Daerah Istimewa Yogyakarta ini juga masih memiliki kesenjangan masyarakat yang masih harus ditangani. Peningkatan masyarakat terutama pada daerah pedesaan, tetap menjadi prioritas untuk dicapai melalui program pembangunan yang inklusif.

Dan berikut potensi otonomi di Daerah Istimewa Yogyakarta:

  • Pemberdayaan budaya lokal.

DIY menjadi pusat kebudayaan yang memiliki potensi besar dalam memanfaatkan kekayaan budaya lokal sebagai sumber ekonominya. Pengembangan pariwisata berbasis budaya, kerajinan lokal dan pertunjukan seni dapat menjadi penggerak ekonomi yang signifikan bagi DIY.

  • Inovasi dan kreativitas

Memiliki komunitas yang sangat aktif dalam bidang seni, musik, dan industri kreatif. Juga dapat mendorong inovasi serta kreativitas di berbagai sektor ekonomi seperti halnya teknologi informasi dan komunikasi yang dapat membantu menggerakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

  • Penguatan kerjasama antarlembaga

Kerjasama antar pemerintah daerah, lembaga tenaga kependidikan, sektor swasta maupun masyarakat sipil menjadi kunci utama untuk mengoptimalkan potensi otonomi. Kolaborasi yang baik akan menimbulkan program inovatif yang mendukung pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan rakyat.

DIY memiliki tantangan yang signifikan dalam mengontrol otonomi daerahnya, namun juga memiliki potensi yang sangat besar untuk pertumbuhan dan pembangunan yang masih berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun