Mohon tunggu...
Nailah Hikmah
Nailah Hikmah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi

International Relations

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Politik Realisme dalam Hubungan Internasional

14 Maret 2020   02:09 Diperbarui: 10 April 2020   21:39 3720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam ilmu hubungan internasional adanya teori umum yang bertentangan. Realisme, juga dikenal sebagai realisme politik, yang dimana pandangan politik internasional pada sisi komperatif dan konflik dianggap sebagai penekanannya.  Realism sering kali kontra terhadap idealisme atau liberalisme, yang cenderung menekankan kerja sama. Realism menganggap aktor utama di sebuah hubungan internasional adalah negara, yang dimana negara dianggap sangat mementingkan keamanan mereka sendiri, bertindak dalam mengejar kepentingan nasional mereka sendiri, dan memperjuangkan kekuasaan.

Namun, tidak semua realism menyangkal adanya keberadaan etika dalam hubungan internasional. Perbedaan antara realism klasik diwakilkan oleh para teoretisi abad kedua puluh seperti Reinhold Niebuhr dan Hans Morgenthau dan realisme radikal atau ekstrem. Realisme klasik menekankan konsep kepentingan nasional bukanlah sebuah doktrin, dan juga tidak melibatkan perang atau konflik. Realis klasik tidak menolak kemungkinan penilaian moral dalam politik internasional. Sebaliknya, mereka kritis terhadap moralisme.

Realisme mencakup berbagai pendekatan dan mengklaim tradisi teoretis yang panjang. Di antara para pendiri bangsa, Thucydides, Machiavelli dan Hobbes adalah nama yang paling sering disebutkan. Di abad ke dua puluh ini Realisme klasik saat ini mendominasi telah digantikan oleh Neorealisme, yang berupaya untuk membangun pendekatan yang lebih ilmiah untuk studi hubungan internasional. Baik realisme klasik dan neorealisme telah menjadi sasaran kritik dari para ahli teori hubungan internasional yang mewakili perspektif liberal.

  • Akar Tradisi Realisme
    • Thucydides dan Pentingnya Sebuah Kekuasaan
    • Seperti ahli teori politik klasik lainnya, Thucydides ( 460 -- 400 SM) memandang politik melibatkan pertanyaan moral. Ada sebuah pertanyaan penting yang ditanyakan  Thucydides mengenai hubungan yang terjadi antara negara-negara yang memiliki kekuasaan sangat penting juga dapat dipandu oleh norma-norma keadilan. Banyak yang menyajikan sebagian laporan dari konflik bersenjata antara Athena dan Sparta yang terjadi dari 431 hingga 404 SM, terdiri dari pidato berpasangan oleh tokoh-tokoh yang menentang sisi-sisi dari suatu masalah. Pada saat belum perang orang Athena mengungkapkan pidato Realisme pertama mereka, pidato tersebut dibacakan oleh Athena pada debat yang berlangsung di Sparta, tepat sebelum perang. Selain itu, perspektif realism tersirat dalam cara Thucydides menjelaskan penyebab Perang Peloponnesia, dan juga dalam "Dialog Melian" yang terkenal, dalam pernyataan yang dibuat oleh utusan Athena.
  • Ciri Umum Realisme dalam Hubungan Internasional
    • Realis hubungan internasional menekankan adanya batasan yang dikenakan pada politik oleh sifat manusia, yang mereka anggap egois oleh tidak adanya pemerintah internasional. Faktor-faktor ini berkontribusi pada paradigma hubungan internasional yang berbasis konflik, dimana para aktor utamanya adalah negara, kekuasaan dan keamanan menjadi isu pembahasan paling utama, dan hanya ada sedikit tempat untuk moralitas. Seperangkat premis mengenai negara sebagai aktor, egoisme, anarki, kekuasaan, keamanan, dan moralitas yang mendefinisikan tradisi realis semuanya ada di Thucydides.
    • Sifat manusia adalah titik awal untuk realisme politik klasik.
    • Realis, dan terutama Neorealis saat ini, menganggap tidak adanya pemerintah yang secara harfiah, menjadi penentu utama hasil politik internasional.
    • Selama realism membayangkan negara sebagai sebuah anarkisme, disamping itu juga mereka memandang bahwa keamanan sebagai isu sentral.
    • Realis umumnya skeptis tentang relevansi moralitas dengan politik internasional.                        
  • 1.1.2 "Dialog Melian" - Debat Realis-Idealis Pertama
    • Realisme politik biasanya dikontraskan oleh para sarjana hubungan international dengan idealisme atau liberalisme, suatu perspektif teoretis yang menekankan norma-norma internasional, saling ketergantungan antar negara, dan kerja sama internasional. "Dialog Melian," adalah hal yang paling sering menarik perhatian dalam Sejarah Thucydides, menyajikan debat klasik antara pandangan idealis dan realis: Dapatkah politik internasional didasarkan pada tatanan moral yang berasal dari prinsip keadilan, atau Akankah selamanya menjadi arena konflik kepentingan dan kekuasaan nasional?
    • Untuk Melian, yang menggunakan argumen idealis, pilihannya adalah antara perang dan penundukan. Mereka berani dan mencintai negara mereka. Mereka tidak ingin kehilangan kebebasan, dan terlepas dari kenyataan bahwa mereka secara militer lebih lemah daripada orang Athena, mereka siap untuk membela diri. Mereka mendasarkan argumen mereka pada seruan kepada keadilan, dan menganggap orang Athena tidak adil. Oleh karena itu, seseorang dapat mengidentifikasi dalam pidato unsur-unsur Melian dari pandangan dunia idealis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun