Anak - anak seringkali menjadi sasaran kekerasan verbal (verbal abuse). Kekerasan verbal (verbal abuse) mengacu pada segala bentuk perilaku verbal, termasuk penghinaan, teriakan, dan penggunaan bahasa yang tidak pantas. Keadaan ini biasanya terjadi karena anaknya sulit dikendalikan dan orang tua melakukan kekerasan verbal (verbal abuse) secara sadar atau tidak sadar. Bentuk-bentuk kekerasan verbal (verbal abuse) yang dilakukan orangtua terhadap anak adalah sebagai berikut:
- Bersikap dingin atau tidak penyayang
- Berperilaku memaksa (membentak, menjerit, mengancam, memarahi, menghina atau menindas anak)
- Meremehkan atau mempermalukan anak
- Kebiasaan mengkritik anak
- Bersikap menolak anak.
Mengingat berbagai dampak yang timbul akibat kekerasan verbal (verbal abuse), maka perilaku tersebut perlu dicegah sejak dini agar tidak terjadi. Tindakan yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah kekerasan verbal (verbal abuse) pada anak yaitu:
- Memberi contoh yang baik
- Menumbuhkan komunikasi dua arah yang terbuka
- Menumbuhkan disiplin yang baik
- Saling menghargai
- Menumbuhkan rasa empati pada anak
- Mendorong anak melakukan hal positif
- Memutus siklus kekerasan verbal (verbal abuse).
Anak - anak yang mengalami kekerasan verbal (verbal abuse) terus - menerus mungkin akan mengalami gangguan emosi, kurang memiliki citra diri yang baik, bahkan menjadi agresif. Oleh karena itu diperlukan kerjasama yang baik agar anak tidak mengalami kekerasan verbal (verbal abuse).
Referensi:
Lestari, T. (2016). Verbal Abuse: Dampak Buruk dan Solusi Penanganan Pada Anak. Psikosain.
Mahmud, B. (2020). Kekerasan Verbal pada anak. Jurnal Studi Gender Dan Anak, 12(2), 689--694.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H