Mohon tunggu...
nailadivaas
nailadivaas Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Halo, aku naila

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pentingnya Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) di Rumah Sakit Untuk Mencegah Penyebaran Penyakit

26 Desember 2024   14:06 Diperbarui: 26 Desember 2024   14:06 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu langkah penting dalam mencegah penularan penyakit di rumah sakit, terutama di masa pandemi Covid-19. Alat ini dirancang untuk melindungi tenaga kesehatan dari paparan langsung patogen berbahaya yang dapat menimbulkan risiko kesehatan serius. Tidak hanya melindungi tenaga kesehatan, penggunaan APD yang tepat juga membantu mencegah penyebaran penyakit kepada pasien lain serta keluarga tenaga medis di rumah.

Penelitian yang dilakukan di salah satu rumah sakit pendidikan di Malang bertujuan untuk mengevaluasi tingkat kepatuhan tenaga kesehatan, khususnya perawat, dalam menggunakan APD di dua area penting, yaitu Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan ruang rawat inap. Penelitian ini mengungkap adanya perbedaan signifikan dalam tingkat kepatuhan antara perawat di IGD dan ruang rawat inap.

Di Instalasi Gawat Darurat (IGD), perawat menunjukkan kepatuhan yang lebih tinggi dalam menggunakan APD sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Hal ini disebabkan oleh tingginya risiko paparan penyakit akibat kontak langsung dengan pasien dalam kondisi darurat yang sering kali tidak stabil dan memerlukan penanganan cepat. Kondisi ini memaksa tenaga kesehatan untuk selalu waspada dan menggunakan perlindungan maksimal.

Sebaliknya, di ruang rawat inap, meskipun risiko penularan penyakit tetap ada, tingkat kepatuhan dalam penggunaan APD cenderung lebih rendah. Hal ini dipengaruhi oleh lingkungan kerja yang lebih stabil dan interaksi yang lebih terkontrol dengan pasien. Namun, risiko tetap ada jika prosedur keselamatan diabaikan.

Erma Wahyu Mashfufa, salah satu peneliti dari Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang, menegaskan bahwa kesadaran akan risiko di IGD membuat tenaga kesehatan lebih disiplin dalam menggunakan APD. "IGD adalah garis depan dalam menangani pasien dengan risiko tinggi. Kepatuhan dalam menggunakan APD di sini bukan hanya soal protokol, tetapi juga soal kesadaran pribadi akan pentingnya perlindungan diri," ujarnya.

Sementara itu, Lilis Setyowati, peneliti lain yang terlibat dalam studi ini, menambahkan bahwa kepatuhan tenaga kesehatan dalam menggunakan APD tidak hanya bergantung pada kesadaran pribadi, tetapi juga pada ketersediaan alat pelindung yang memadai serta dukungan dari manajemen rumah sakit. "Pihak manajemen harus memastikan stok APD selalu tersedia dan memadai, serta melakukan pengawasan rutin untuk memastikan setiap tenaga kesehatan mematuhi SOP," jelas Lilis.

Selain itu, Marzicha Amalia Sumardiko menyoroti pentingnya edukasi dan pelatihan yang berkelanjutan tentang cara menggunakan APD dengan benar. "Pelatihan berkala sangat penting untuk memastikan setiap tenaga kesehatan memahami langkah-langkah yang tepat dalam mengenakan, melepas, dan membuang APD agar tidak terjadi kesalahan yang berpotensi meningkatkan risiko paparan penyakit," tambahnya.

Ollyvia Freeska Dwi Marta turut menegaskan bahwa penggunaan APD yang tepat tidak hanya tanggung jawab individu tenaga kesehatan, tetapi juga perlu adanya sinergi dengan kebijakan rumah sakit yang mendukung penerapannya. "Tanpa kebijakan yang kuat dan sistematis, upaya perlindungan melalui APD tidak akan berjalan maksimal," ujarnya.

Sementara itu, Nur Aini menambahkan bahwa penting untuk membangun budaya keselamatan di lingkungan rumah sakit. "Keselamatan tenaga kesehatan harus menjadi prioritas, dan ini dimulai dari kepatuhan dalam penggunaan APD di setiap kesempatan," tuturnya.

Dalam praktiknya, pengawasan langsung dari pihak manajemen rumah sakit juga memiliki peran yang sangat penting. Inspeksi rutin dan evaluasi berkala dapat membantu mengidentifikasi hambatan yang dihadapi tenaga kesehatan dalam mematuhi SOP penggunaan APD.

Para peneliti merekomendasikan agar edukasi dan pelatihan tentang penggunaan APD dilakukan secara berkala, dengan pendekatan yang disesuaikan dengan kondisi di IGD maupun ruang rawat inap. Tidak hanya itu, pengadaan APD yang memadai dan mudah diakses oleh seluruh tenaga kesehatan harus menjadi prioritas manajemen rumah sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun