Mohon tunggu...
Naila Zuhrotul Ashifiya
Naila Zuhrotul Ashifiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa dan hobi saya yaitu membaca.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Integrasi Iman, Islam dan Ihsan dalam Membentuk Insan Kamil

13 Desember 2024   14:51 Diperbarui: 15 Desember 2024   17:17 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam Islam, insan kamil adalah seseorang yang meneladani kehidupan Rasulullah Saw. dan berupaya untuk menjalankan seluruh ajaran Islam dengan sempurna. Mereka tidak hanya fokus pada ibadah ritual, tetapi juga memperhatikan aspek sosial, etika, dan akhlak. Insan Kamil merupakan pencapaian spiritual dan moral tertinggi yang menggabungkan pemahaman mendalam serta implementasi menyeluruh dari ajaran Islam. Ajaran Islam sendiri terdiri dari tiga pilar utama, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan, yang masing-masing memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter dan kepribadian seorang Muslim.

Iman adalah percaya kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, nabi dan rasul, hari akhir serta qada dan qadar. Menurut istilah, iman merupakan kepercayaan yang diyakini kebenarannya dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan perbuatan.

Islam menurut bahasa artinya pasrah atau berserah diri. As-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dalam kitab "Ushul Tsalatsah", berkata:

اْلإِسْلاَمُ هُوَ اْلاِسْتِسْلاَمُ لِلَّهِ بِالَّتْوِحْيِد وَاْلاِنْقِيَادُ لَهُ بِالطَّاعَةِ وَاْلاِبْتِعَادُ عَنِ الشِّرْكِ

Artinya: "Islam itu ialah berserah diri kepada Allah dengan meMaha EsakanNya dalam beribadah dan tunduk dengan melakukan ketaatan dan menjauhkan diri dari syirik."

Sendi-sendi Islam itu ada lima, sebagaimana yang telah disabdakan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim.

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ؛ شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ وَحَجِّ الْبَيْتِ وَصَوْمِ رَمَضَانَ

Artinya: "Dari Abdillah bin Umar Radhiallaahu anhu Berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: "Islam itu didirikan atas lima perkara:

  • Bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah
  • Mendirikan shalat
  • Mengeluarkan zakat
  • Menunaikan ibadah haji
  • Berpuasa di bulan Ramadlan

Lima sendi di atas merupakan rukun Islam. Barangsiapa menjalankannya dengan sempurna, maka ia termasuk dalam muslim yang sempurna imannya, dan barangsiapa yang meninggalkan seluruhnya, maka ia adalah kafir yang nyata. Dan barangsiapa yang meyakini seluruhnya dan ia menelantarkan salah satu darinya selain syahadat maka ia adalah fasiq dan barangsiapa yang beramal hanya sebatas lisannya saja tanpa dibarengi dengan I'tikad, maka ia adalah munafiq.

Ihsan merupakan puncak dari kedua pilar sebelumnya, yaitu sebuah kondisi di mana seorang Muslim melaksanakan ibadah dan kehidupannya dengan kesadaran penuh bahwa Allah senantiasa mengawasi segala tindakannya. Dalam sabda Rasulullah Saw, "Ihsan adalah kamu menyembah Allah seakanakan melihat-Nya, jika kamu tidak bisa melihat-Nya; sesungguhnya Allah melihatmu."

Mencapai martabat insan kamil, atau manusia sempurna adalah tujuan utama dalam kehidupan seorang Muslim yang melibatkan pengembangan aspek spiritual dan moral. Untuk mendekati kesempurnaan ini, seseorang perlu mengambil langkah-langkah yang terencana, seperti memperkuat iman melalui pendidikan agama dan refleksi diri, mengamalkan rukun Islam dengan konsisten, menerapkan sikap wara' (sikap hati-hati dalam menghindari segala hal yang meragukan atau mendekati haram), zuhud (sikap meninggalkan kecondongan terhadap kecintaan pada dunia), sabar dan tawakal (berserah diri kepada Allah SWT) serta mengembangkan akhlak yang baik dengan meneladani Rasulullah. Selain itu, meningkatkan kualitas spiritual melalui ibadah sunnah, bergabung dalam komunitas keagamaan, dan mengamalkan sikap tawakal dan syukur juga sangat penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun