Avoidant attachment adalah salah satu gaya keterikatan dalam teori keterikatan (attachment theory), yang ditandai dengan kecenderungan seseorang untuk menghindari keintiman emosional. Orang dengan gaya keterikatan ini cenderung mengutamakan kemandirian, sulit mengekspresikan emosi, dan merasa tidak nyaman dalam hubungan yang terlalu dekat.
Mereka mungkin tampak dingin atau tidak terlibat dalam hubungan, tetapi sebenarnya ini adalah respons yang berkembang sebagai mekanisme perlindungan. Untuk menghadapi mereka, penting memahami penyebab, dampak, serta cara membangun hubungan yang sehat.
Faktor Penyebab Avoidant Attachment
1. Pengalaman Masa Kecil:
  - Pengabaian emosional oleh orang tua atau pengasuh.
  - Pola asuh yang terlalu kritis atau tidak responsif terhadap kebutuhan emosional anak.
2. Trauma dan Pengalaman Negatif:
  - Pengalaman penolakan atau kehilangan dalam hubungan sebelumnya.
  - Trauma emosional seperti perceraian orang tua atau konflik dalam keluarga.
3. Faktor Kepribadian dan Genetik:
  - Beberapa penelitian menunjukkan bahwa faktor genetik dan kecenderungan kepribadian tertentu dapat memengaruhi gaya keterikatan seseorang.
4. Lingkungan Sosial:
  - Tekanan dari lingkungan yang menuntut kemandirian ekstrem tanpa dukungan emosional.
Dampak Avoidant Attachment
1. Dalam Hubungan Pribadi:
  - Kesulitan membangun hubungan yang mendalam dan bermakna.
  - Cenderung menghindari konflik dengan menarik diri, bukan menyelesaikannya.
  - Ketegangan dalam hubungan karena pasangan atau orang terdekat merasa diabaikan.
2. Dalam Kehidupan Profesional:
  - Kemampuan untuk bekerja secara mandiri dapat menjadi keunggulan, tetapi juga dapat menciptakan kesulitan dalam kerja tim.
  - Kurangnya kemampuan untuk menjalin hubungan interpersonal yang kuat dengan kolega.