Indonesia sebagai negara multikulturalisme, mengharuskan kita untuk hidup damai berdampingan dengan berbagai macam perbedaan yang ada. Kita tentu tidak asing dengan toleransi, persatuan, dan kerukunan antar umat beragama yang harus dicapai ditengah kemajemukan negeri ini. Banyak paham negatif yang berkembang dalam kehidupan bermasyarakat yang berpotensi meracuni pikiran khususnya anak muda sehingga dapat berpotensi melunturkan nilai-nilai ketercapaian multikulturalisme yang positif. Salah satu upaya yang kini tengah gencar dilakukan adalah islam moderat atau moderasi beragama sebagai upaya melawan radiklisme.
      Islam moderat atau moderasi islam merupakan salah satu upaya yang digenacrkan dengan tujuan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan. Namun, timbul beberapa pertanyaan serta kekhawatiran dari kalangan umat muslim terkait moderasi islam. Promosi kesetaraan gender merupakan komponen penting dari setiap proyek untuk memberdayakan Muslim moderat(Arts et al., n.d.). Narasi islam moderat bukan berasal dari Al-Qur'an dan Hadist, melainkan sebuah pengembangan pemikiran dari salah satu buku. Ilusi yang dicipatkan oleh kosnep islam moderat ini mustahil dilaksanakan karena bertetntang dengan ketentuan islam yang seharusnya.
      Kita ketahui bersama bahwa islam telah mebagi dengan adil fitrah antara laki laki dan perempuan untuk saling melengkapi, bukan untuk saling bersaing untuk setara. Moderasi beragama yang faktanya hanya ditujukan kepada islam, seolah menuduh islam memiliki karakter yang berkebalikan seperti anti kemanusian, mendiskriminasi gender,hingga intoleran. Islam moderat dapat menyebabakan perubahan sudut pandang umat islam agar  amu menerima budaya barat yang berlandas sekularisme dan liberal.
      Untuk menyikapi terakit moderasi beragama khususnya islam moderat, kita selaku umat muslim harus memiliki perspektif global dalam memandang hal ini. Bukan hanya persprektif dalam negeri. Agar kita tidak salah menyikapi dan mengikuti begitu saja tentang ajaran islam moderat. Meperdalam ilmu agam juga diperlukan untuk menegatahui tentang hak dan bathil. Toleransi memang sangat diperlukan. Namun jangan jadikan toleransi sebagai senjata yang justru akan mengahancurkan eksistensi umat muslim itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H