Mohon tunggu...
Naila Alifia Rahma
Naila Alifia Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa ilmu komunikasi - Universitas Pakuan

Saat ini sedang menempuh pendidikan strata satu (S1) di Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Pakuan, pada tahun 2024. Sebagai seorang mahasiswa, saya memiliki ketertarikan yang mendalam dalam bidang komunikasi dan terus berupaya mengembangkan keterampilan dalam menyampaikan pesan secara efektif serta memahami dinamika komunikasi di berbagai konteks. Di luar aktivitas akademik, saya memiliki hobi membaca, mendengarkan musik, dan menulis. Kegiatan-kegiatan tersebut tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga memperkaya wawasan dan perspektif saya, yang saya harap dapat menunjang pengembangan diri saya dalam bidang ilmu komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Apa Itu Komunikasi Tradisional : Definisi serta ciri-ciri komunikasi tradisional

29 November 2024   17:28 Diperbarui: 29 November 2024   17:28 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
( sumber : canva.com )

A. Definisi komunikasi tradisional

Komunikasi tradisional adalah bentuk komunikasi yang berakar pada nilai-nilai budaya, adat istiadat, dan adat istiadat suatu masyarakat tertentu yang diwariskan secara turun-temurun.

 Komunikasi ini menggunakan metode dan media lokal yang unik dan biasanya dilakukan tanpa bantuan teknologi modern. Dalam konteks ini, komunikasi tradisional tidak hanya berfungsi sebagai sarana penyampaian informasi, tetapi juga sebagai media mempererat hubungan sosial, menjaga keharmonisan masyarakat, dan melestarikan identitas budaya.

 Komunikasi tradisional mencakup berbagai bentuk interaksi verbal dan nonverbal yang sering dicapai melalui ritual, seni pertunjukan, simbol, cerita rakyat, dan berbagai ekspresi budaya lainnya.Media tradisional seperti wayang, kentongan, tari, musik tradisional, dan acara adat sering digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Penularannya biasanya terjadi secara langsung (tatap muka) dan melibatkan interaksi interpersonal yang intensif.

 Proses komunikasi tradisional biasanya bersifat partisipatif, dimana komunitas lokal berperan aktif  sebagai pengirim dan penerima pesan. Praktek ini sangat menekankan nilai-nilai kebersamaan, komunitas, dan keintiman. Selain itu, elemen nonverbal seperti gerak tubuh, kostum tradisional, alat musik, dan rangkaian simbolik seringkali memiliki makna mendalam yang hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang menganut budaya tersebut.

 Komunikasi tradisional juga berperan penting dalam menjaga kelangsungan nilai-nilai luhur dan norma-norma sosial yang menjadi landasan kehidupan masyarakat. Dalam situasi tertentu, komunikasi tersebut dapat menjadi media yang efektif untuk menyampaikan pesan moral, pendidikan,  bahkan kritik sosial dengan lancar dan mudah diterima.

Misalnya saja dalam  pertunjukan wayang, dalang kerap menyisipkan pesan-pesan yang berkaitan dengan situasi sosial atau politik pada saat itu. Semua faktor tersebut menjadikan komunikasi tradisional tidak hanya sebagai alat komunikasi tetapi juga menjadi bagian integral dari identitas budaya suatu masyarakat.

Terlepas dari tantangan  era digital, komunikasi tradisional tetap penting karena kemampuannya  menyampaikan pesan secara bermakna dan mendalam serta membangun hubungan emosional yang kuat antar manusia dalam  masyarakat.

Ciri-ciri utama komunikasi tradisional adalah: Berdasarkan nilai-nilai budaya lokal

1.Komunikasi tradisional mencerminkan identitas budaya suatu komunitas dan sering kali memuat pesan-pesan terkait  tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan setempat.

2.Penggunaan Media Tradisional Media yang digunakan antara lain alat dan simbol tradisional seperti kentongan, wayang, cerita rakyat, tari, musik tradisional, dan ritual adat.

3.Individu Transmisi pesan seringkali terjadi secara langsung melalui interaksi interpersonal dalam forum masyarakat seperti upacara adat, musyawarah desa, dan pertunjukan seni.

4.Pesan yang disampaikan bersifat kolektif. Pesan biasanya ditujukan pada komunitas yang lebih luas dengan nilai-nilai yang berkaitan dengan kebaikan bersama, seperti pesan moral, sosial, atau pendidikan.

5.Partisipasi Aktif Masyarakat Komunikasi tradisional memerlukan partisipasi aktif masyarakat baik sebagai pelaku (pengirim pesan) maupun pemirsa (penerima pesan).

6.Simbol Dominan dan Nonverbal Simbol budaya, seperti pakaian adat, warna tertentu, dan ciri khas gerakan, mempunyai makna penting dan mendalam dalam menyampaikan pesan.

7.Bersifat Kontekstual Pesan dalam komunikasi tradisional seringkali disesuaikan dengan konteks budaya, situasi sosial, atau waktu tertentu dalam setahun, seperti musim panen, hari raya tradisional, atau upacara keagamaan yang akan dilakukan.

8.Memiliki dimensi emosional Komunikasi ini seringkali didasarkan pada hubungan emosional dan keintiman antar individu atau kelompok dalam suatu masyarakat,  memperkuat ikatan sosial.

9.Sederhana dan tidak menggunakan teknologi modern Komunikasi tradisional sebenarnya tidak memerlukan peralatan teknis yang canggih dan didasarkan pada metode dan alat yang sudah dikenal dalam budaya setempat.

Ciri-ciri tersebut menjadikan komunikasi tradisional sebagai media yang efektif dalam melestarikan nilai-nilai budaya dan mempererat hubungan sosial, bahkan dalam menghadapi tantangan modernisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun