3.Individu Transmisi pesan seringkali terjadi secara langsung melalui interaksi interpersonal dalam forum masyarakat seperti upacara adat, musyawarah desa, dan pertunjukan seni.
4.Pesan yang disampaikan bersifat kolektif. Pesan biasanya ditujukan pada komunitas yang lebih luas dengan nilai-nilai yang berkaitan dengan kebaikan bersama, seperti pesan moral, sosial, atau pendidikan.
5.Partisipasi Aktif Masyarakat Komunikasi tradisional memerlukan partisipasi aktif masyarakat baik sebagai pelaku (pengirim pesan) maupun pemirsa (penerima pesan).
6.Simbol Dominan dan Nonverbal Simbol budaya, seperti pakaian adat, warna tertentu, dan ciri khas gerakan, mempunyai makna penting dan mendalam dalam menyampaikan pesan.
7.Bersifat Kontekstual Pesan dalam komunikasi tradisional seringkali disesuaikan dengan konteks budaya, situasi sosial, atau waktu tertentu dalam setahun, seperti musim panen, hari raya tradisional, atau upacara keagamaan yang akan dilakukan.
8.Memiliki dimensi emosional Komunikasi ini seringkali didasarkan pada hubungan emosional dan keintiman antar individu atau kelompok dalam suatu masyarakat, Â memperkuat ikatan sosial.
9.Sederhana dan tidak menggunakan teknologi modern Komunikasi tradisional sebenarnya tidak memerlukan peralatan teknis yang canggih dan didasarkan pada metode dan alat yang sudah dikenal dalam budaya setempat.
Ciri-ciri tersebut menjadikan komunikasi tradisional sebagai media yang efektif dalam melestarikan nilai-nilai budaya dan mempererat hubungan sosial, bahkan dalam menghadapi tantangan modernisasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H