Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara yang berfungsi sebagai alat komunikasi formal di berbagai bidang, termasuk pendidikan. Di tingkat sekolah dasar (SD), penguasaan bahasa Indonesia standar menjadi fondasi bagi siswa untuk memahami pelajaran lain, baik sains, matematika, maupun ilmu sosial.Â
Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak siswa mengalami kesulitan dalam menguasai bahasa Indonesia standar. Kesulitan ini tidak hanya memengaruhi kemampuan berbahasa mereka, tetapi juga berdampak pada prestasi akademik secara keseluruhan. Â
Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kesulitan tersebut, dampaknya terhadap pembelajaran siswa, serta langkah-langkah strategis yang dapat diambil untuk mengatasinya. Â
Faktor Penyebab Kesulitan
1. Pengaruh Bahasa Daerah
Di wilayah yang masyarakatnya dominan menggunakan bahasa daerah, siswa sering kali lebih fasih berbahasa daerah dibandingkan bahasa Indonesia. Bahasa daerah menjadi bahasa utama di rumah dan lingkungan, sehingga siswa memiliki sedikit kesempatan untuk berlatih bahasa Indonesia standar. Akibatnya, mereka cenderung mencampur bahasa atau menggunakan kosakata yang kurang formal dalam pembelajaran. Â
2. Kurangnya Paparan Bahasa Indonesia Standar
Sebagian besar siswa SD hanya menggunakan bahasa Indonesia standar saat di sekolah, sementara di luar sekolah mereka lebih sering berinteraksi menggunakan bahasa daerah atau bahasa Indonesia sehari-hari (non-formal). Kurangnya paparan terhadap penggunaan bahasa Indonesia standar yang konsisten menghambat pengembangan kosakata, tata bahasa, dan kemampuan komunikatif siswa. Â
3. Keterbatasan Bahan Ajar
Buku pelajaran bahasa Indonesia terkadang kurang menarik dan tidak relevan dengan konteks kehidupan siswa. Hal ini membuat siswa kurang termotivasi untuk belajar. Selain itu, beberapa materi terlalu kompleks untuk dipahami oleh siswa yang masih berada pada tahap awal perkembangan bahasa. Â
4. Metode Pengajaran yang Konvensional Â