Pada suatu hari, hiduplah seekor peri bernama Irredesence yang hidup di sebuah hutan ajaib yang bernama “Hutan Azabra”. Hutan Azabra ini sangatlah indah nan kaya akan hasil hutan. Hutan azabra ini memiliki buah-buahan yang sangat manis, tanah yang terdapat di hutan Azabra ini juga sangatlah subur, dan pepohonan dan bunga yang menyelimuti Azabra juga sungguh cantik. Irredesence merupakan satu satunya peri yang tinggal di hutan Azabra. Setiap harinya Ia hanya terbang berkeliling hutan dan memetik banyak buah di Azabra dan memberikannya kepada para binatang di sekitar Azabra. Irredesence sangat menikmati hidupnya sebagai peri karena mampu terbang dan bermanfaat bagi sekitarnya.
Sampai akhirnya pada suatu malam datanglah tiga peri berwarna merah. Tiga peri merah ini biasa dikenal sebagai “Red Devils” karena kebiasaan mereka yang suka mendatangi hutan dan mencuri buah manis dan bunga yang cantik di hutan. Pada malam itu, Irredesence sedang berkeliling hutan. Irredesence kebingungan karena semua pohon yang dilihatnya tidak lagi memiliki buah. Irredesence dengan cepat mengelilingi hutan dan mencari siapakah yang mengambil seluruh buah di Azabra itu. Sesampainya Irredesence di hutan paling ujung, Ia melihat satu pohon terakhir yang masih memiliki buah. Ternyata dibalik pohon terakhir itulah para Red Devils sedang memetik buah-buah terakhir di Azabra. Tanpa lama Irredesence berteriak ke arah pohon tersebut, “Hei hentikan itu, kalian tidak boleh mencuri buah yang ada di Azabra!” kata Irredesence. Mendengar teriakan Irredesence, para red devils terbang dengan cepat menjauh dari Azabra. Akhirnya dengan terpaksa Irredesence harus mengikhlaskan seluruh buah-buahan yang telah dicuri itu. Akhirnya Irredesence pulang kerumah sambil menangis karena merasa gagal menjaga hutan tempatnya tinggal, Ia pun tertidur di malam yang melelahkan itu.
Keesokan paginya, Irredesence dibangunkan dengan suara ketukan pintu. Ternyata itu adalah ketukan pintu dari para red devils. Red devils datang karena ingin meminta maaf kepada Irredesence dan seluruh binatang yang tinggal di Azabra. Irredesence pun terdiam kebingungan saat mengetahui tujuan red devils datang pada pagi itu. Lalu red devils menjelaskan “Kami ingin meminta maaf karen telah mencuri seluruh buah di Azabra.” kata red devils. “Mengapa kalian meminta maaf?” jawab Irredesence. Lalu red devils menjelaskan bahwa semalam saat mereka lari saat ketahuan mencuri oleh Irredesence, ada sebuah peri tua yang menghentikan mereka dan mengancam para red devils. Red devils bilang bahwa peri tua ini akan mengutuk para red devils menjadi 3 ekor cacing jika mereka tidak segera meminta maaf dan mengembalikan seluruh hasil curiannya di Azabra. “Itulah mengapa kita kembali untuk meminta maaf dan juga mengembalikan seluruh buah yang kita ambil tadi malam. Maafkan kami ya Irredesence karena telah melakukan semua ini.” kata para red devils. “Apakah kalian berjanji tidak akan mengulanginya lagi di Azabra maupun hutan lainnya?” tanya Irredesence kepada red devils. “Tentu saja Irredesence, kami menyesal dan tidak akan mengulanginya lagi.” jawab para red devils. Akhirnya Irredesence memasfkan para red devils dan menerima semua buah yang telah dicuri oleh para red devils.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H