Mohon tunggu...
Naila RachmaniaAK
Naila RachmaniaAK Mohon Tunggu... Lainnya - Masih belajar

Mahasiswa UIN Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moderasi Beragama di Era Globlalisasi pada Masyarakat Sekitar

29 Desember 2020   08:25 Diperbarui: 29 Desember 2020   08:46 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ditulis oleh Naila Rachmania Ainillah Khan

Mahasiswa UIN Walisongo Semarang Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi

Moderasi beragama adalah sikap moderat yakni sikap beragama yang sedang-sedang saja atau tidak ekstrim. Maksud ekstrim disini adalah sikap yang merujuk kepada radikalisme. Moderasi beragama ini sangat dijunjung tinggi di negara kita Indonesia ini sebenarnya. Namun masih banyak masyarakat yang keluar dari garis moderat.

Indonesia sudah sangat mengenal sikap moderat atau moderasi beragama ini. Dimana ada pancasila yang menyatukan keberagaman yang ada di Indonesia. Ragamnya suku bangsa, bahasa, budaya dan lain-lain seharusnya dapat menyebabkan perpecahan. Namun,karena Indonesia merupakan negara Pancasila ,maka modernisasi di Indonesia tetap aman dan tetap satu jiwa.

Namun, dizaman yang sudah canggih ini. Zaman dimana teknologi sudah masuk ke pedesaan tetapi radikalisme pun semakin meningkat. Stasiun-stasiun televisi banyak dijadikan bahan dakwah katanya. Media sosial sudah banyak mempengaruhi masyarakat Indonesia. Jika kita sedikit saja melenceng bahkan percaya terhadap hal-hal yang belum pasti benar kita akan terbawa dan terjerumus kedalam keradikalismean.

Media sosial banyak mempengaruhi masyarakat baik tua, muda bahkan anak-anak. Kurangnya wawasan orangtua, kurangnya belajar dari guru, ustadz, ulama, atau kyai, kurangnya tabayun terhadap suatu berita menyebabkan masyarakat menjadi percaya dan terjerumus kedalam keradikalismean. Selain kurangnya wawasan mengenai agama, banyak juga yang hanya ikut-ikutan tanpa tau tujuan.

Pernah saya jumpai sekelompok anak kecil baru mengenal atau dikenalkan handphone, dikenalkan internet oleh orangtuanya. Mereka bermain tanpa pengawasan orang tua atau saudara yang lebih tua. Mereka mencari gambar atau foto dari Nabi Muhammad SAW. Yang kita ketahui sendiri beliau tidak boleh digambarkan oleh apapun.

Itulah contoh dari kurangnya pengawasan orangtua dan kurangnya wawasan orangtua. Dan korban perkembangan zaman yang tidak diselaraskan dengan ilmu dari sumber yang benar yang valid. Jua teknologi yang kurang dimanfaatkan dengan baik.

Tetapi, dibalik sisi negatif itu semua ada beberapa sisi positif yang dapat diambil jika kita mengambil informasi dari kecanggihan zaman ini dengan baik. Dengan internet atau teknologi apapun kita dapat mengambil atau memperoleh informasi dengan mudah namun dengan catatan kita harus tetap mencari informasi kebenaran hal itu pula.

Jadi, moderasi beragama sebenarnya sudah dilakukan oleh masyarakat Indonesia karena Indonesia yang beragam dan telah disatukan oleh nilai ideologi kita yaitu pancasila. Namun, masih ada orang-orang yang melenceng dari sikap moderat yang diajarkan pancasila ini karena kurangnya wawasan dan pengaruh lingkungannya. Serta penggunaan teknologi yang kurang dimanfaatkan dengan baik.

Maka dari itu, mari kita sama-sama menerapkan dan lebih memahami apa itu moderasi beragama melalui media atau teknologi yang sudah canggih ini. Dan mari sosialisasikan kepada masyarakat sekitar kita pentingnya moderasi beragama agar Indonesia jauh dari kata radikalisme dan Indonesia tidak berpecah belah dan tetap satu seperti semboyan negara kita “berbeda-beda tetapi tetap satu jua”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun