Ditulis Oleh Naila Rachmania Ainillah Khan (Mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Walisongo Semarang)Â
Â
Di era modern ini, banyak sekali terjadinya krisis moral di kalangan remaja. Akhlak, etika atau adab seakan telah menghilang begitu saja. Remaja yang menjadi tonggak keberhasilan bangsa seakan lupa hakikatnya budaya yang telah tertanam dalam kehidupan kita. Menghargai, menghormati dan saling membantu merupakan salah satu contoh budaya yang patut dilestarikan bukan malah mengikuti budaya luar. Banyak remaja sekarang yang mulai tidak menghormati oranglain dalam bertindak dan berkata dengan seenaknya tanpa merasa benar atau salah.Â
Kurangnya wawasan orangtua terhadap ilmu agama merupakan salah satu contoh penyebab terjadinya kerusakan akhlak remaja. Selain itu, kurangnya pengawasan orangtua yang menyebabkan pergaulan putra-putri terutama mereka anak-anak remaja mereka, terlalu bebas. Namun, orangtua tidak bisa disalahkan dalam hal ini. Oleh sebab itu, remaja harus mendapatkan Pendidikan yang komplit. Bukan hanya Pendidikan formal namun Pendidikan keagamaan dan Pendidikan moral.Â
Dimana kita mendapatkan Pendidikan komplit seperti itu? Ya, tentu saja kita akan menemukannya di pondok pesantren. System Pendidikan di pondok pesantren yang orang ketahui mungkin hanya pembelajaran kitab-kitab kuno. Padahal pesantren-pesantren zaman sekarang sudah melakukan inofasi-inofasi pembelajaran sehingga dapat mengikuti era globalisasi tanpa mengesampingkan atau menghilangankan nilai-nilai moral yang merupakan budaya kita.
Santri nerupakan sebutan untuk para penuntut ilmu dilingkungan pondok pesantren baik yang tinggal di asrama pondok pesantren maupun tidak. Santri diajarkan berbagai ilmu kehidupan bukan hanya ilmu-ilmu formal tetapi ilmu-ilmu nonformal terutama ilmu moral. Moral yang dimiliki santri sudah pasti moral yang sesuai dengan Al-Quran dan Hadist. Akhlak, etika atau adab selalu di junjung tinggi oleh para guru atau kiyai di setiap pondok pesantren. Sehingga akhlakul karimah seorang santri telah melekat dalam diri seorang santri.Â
Sopan santun merupakan salah satu akhlak yang dimiliki seorang santri. Sopan santun itu bukan hanya dalam bertutur kata melainkan berpakaian, dan berperilaku pada kesehariannya. Sopan terhadap kiyai, sopan terhadap guru, sopan terhadap yang lebih tua bahkan sopan kepada yang lebih muda itulah akhlak seorang santri. Karena seperti kata salah satu kiyai karismatik Gusmus "Santri bukan yang mondok saja, tapi siapapun yang berakhlak santri, maka dialah SANTRI".
Adab sopan santun diajarkan kepada santri untuk tetap dijaga meski sudah keluar dari pondok pesantren. Berakhlak, beradab dan bertata krama tidak hanya dilakukan pada saat mondok dan tidak hanya saat menjadi santri. Karena banyak diluar sana siswa yang telah keluar dari suatu sekolah, ketika bertemu dengan guru di sekolahnya dulu tidak memberi salam atau ada yang seperti orang tidak kenal bahkan sampai ada yang memusuhi gurunya sendiri. Santri diajarkan agar dimanapun kapanpun kepada siapapun sopan santun harus tetap di tegakkan. Karena akhlak merupakan hal utama dibandingkan apapun. Percuma saja orang berpendidikan tinggi tapi tidak memiliki akhlak atau adab yang baik.
Peran santri dalam mempertahankan budaya akhlak sopan santun harus diajarkan atau dipraktekan kepada masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Seorang santri harus membimbing masyarakat sekitarnya agar tidak meninggalkan budaya yang sudah ada. Karena santri merupakan agent of change atau pembawa perubahan. Maka santri harus mampu memberikan perubahan moral pemuda bangsa ini yang mulai menurun agar tetap baik dan tetap sejalan dengan budaya yang telah ada.Â
Sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW. "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak". Maka santri harus melanjutkan perjuang baginda kita. Karena ulama merupakan pewaris para Nabi. Dan santri merupakan penerus para ulama.Â
Jadi, santri sebagai penerus para ulama berperan penting dalam membangun atau melestarikan budaya sopan santun di masyarakat. Akhlak sopan santun harus tetap di junjung tinggi sampai kapanpun dimanapun dan kepada siapapun. Santri adalah pemuda harapan bangsa yang dapat menjaga budaya kita.Â