Mohon tunggu...
Naila Syakira
Naila Syakira Mohon Tunggu... Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Hobi menonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua Terhadap Perkembangan Karakter Anak

17 Oktober 2024   09:32 Diperbarui: 17 Oktober 2024   10:10 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Orang tua merupakan orang yang memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat besar dalam kehidupan anak. Pendidikan dari orang tua merupakan pendidikan yang paling dasar untuk perkembangan karakter dan kehidupan anak di masa depan. Orang tua harus memberikan dampingan, bimbingan yang baik dalam seluruh tahapan pertumbuhan anaknya dengan cara mengarahkan, merawat, dan melindungi pada kehidupan baru dalam setiap tahapan perkembangan anak.

Anak merupakan individu yang sedang berada dalam fase perkembangan awal kehidupan, baik secara fisik, mental, hingga emosional, dimana mereka berada dalam fase yang sangat membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang khusus dari orang-orang di sekitarnya, terutama orang tuanya. Anak sangat memerlukan pendidikan serta pola asuh yang benar dan tepat dari orang tua, tapi setiap orang tua pasti memiliki pola asuh yang berbeda, ada yang memiliki pola asuh yang tepat dan ada pula yang kurang tepat.

Pola asuh otoratif atau biasa juga disebut dengan pola asuh demokratis dimana pola asuh ini mengutamakan komunikasi dua arah antara orang tua dan anak, terdapat kesepakatan yang akan disepakati oleh orang tua dan anak. Anak akan diberi kesempatan untuk tidak selalu bergantung kepada orang tua, terkesan dibebaskan tapi tetap ada batasan yang tidak boleh dilewati oleh anak. Orang tua banyak memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anaknya, dimana orang tua akan selalu memberikan apresiasi berupa dukungan, pujian, selalu responsif, mendengarkan sudut pandang anak. Anak yang mendapat pola asuh ini kemungkinan besar akan tumbuh menjadi anak yang dapat mengendalikan diri sendiri dengan bijak, ceria, memiliki kepercayaan tinggi yang baik, memiliki keterampilan sosial yang bagus, mampu berinteraksi dengan baik, hingga memiliki kesehatan mental yang stabil.

Pola asuh otoriter dimana orang tua mengasuh anak dengan memberikan aturan-aturan yang ketat, bahkan bisa juga dianggap sebagai paksaan kepada anak, tidak terdapat kesepakatan anatara orang tua dan anak, justru anak harus selalu mengikuti apapun yang dikatakan oleh orang tuanya, anak tidak diberi kesempatan untuk berekspresi untuk menunujukkan dirinya sendiri. Orang tua yang menggunakan pola asuh ini biasanya merupakan orang tua yang memiliki kontrol yang tinggi kepada anak, banyak aturan, tidak suka dibantah, sering menuntut tapi kurang responsif, jarang memberikan pujian dan apresiasi kepada anak, dan kurang bisa memahami perasaan anak. Biasanya anak yang mendapat pola asuh ini cenderung akan tumbuh menjadi anak yang selalu tidak percaya atas dirinya sendiri, sulit mengambil keputusan sendiri, takut untuk memberikan pendapat, karena selalu merasa takut tidak didengar dan disepelekan orang yang ada di sekitarnya, biasanya juga rentan memiliki masalah kesehatan mental. Hal itu dikarenakan anak itu terbiasa dikekang, diatur, dibatasi, dan kurang dipercaya dalam keluarganya. Tapi bisa juga tumbuh menjadi anak yang pembohong, pembangkang, keras kepala, sensitif, hingga kurangnya rasa empati kepada orang lain.

Pola asuh permisif dimana orang tua lebih mementingkan kenyamanan anak, mereka akan bersikap seperti teman kepada anaknya, karena orang tua memberikan perhatian, kehangatan, dan interaksi yang cukup baik. Orang tua akan memberikan kebebasan tanpa aturan yang ketat ataupun hukuman ketika melakukan kesalahan, bahkan seperti tidak memberikan teguran saat anaknya melakukan kesalahan. Orang tua akan selalu mengiyakan permintaan anaknya atau dengan kata lain selalu memanjakan anaknya. Akibat dari pola asuh ini, positifnya anak akan tumbuh menjadi anak yang kreatif karena selalu dibebaskan mengekspresikan dirinya dalam berbagai hal, namun tidak menutup kemungkinan juga menimbulkan dampak negatif seperti anak tumbuh menjadi anak yang tidak memahami batasan yang jelas, kurang ambisius, bersifat manja, egois dan mendominasi, dan cenderung marah ketika keinginanya tidak dipenuhi karena terbiasa selalu dimanja oleh orang tuanya.

Pola asuh neglectful atau cuek/kurang peduli, karena orang tua hanya berperan dalam pemenuhan fisik kebutuhan dasar anak seperti makan, tempat tinggal, serta pakaian. Sedangkan kebutuhan secara psikologis dan emosional kurang terpenuhi. Biasanya yang menyebabkan orang tua melakukan hal tersebut karena terlalu sibuk bekerja hingga tidak sempat menyisihkan waktu untuk anaknya atau bisa juga karena masalah seperti kesehatan mental yang kirang baik. Anak yang merasakan pola asuh ini biasanya lebih sering bermain gadget, menonton televisi ataupun video game. Di sisi lain anak akan selalu merasa kesepian karena kurang mendapat kasih sayang dari orang tuanya, tapi juga dapat menciptakan kemandirian anak karena sering merasa terabaikan oleh orang tuanya. Anak juga biasanya akan bersikap cuek, kurang mampu mengontrol emosi dengan baik.

Pada kenyataan yang terjadi tidak semua orang tua memiliki pemahaman dan keterampilan yang tepat tentang pola asuh anak agar menghasilkan pribadi anak yang baik. Minimnya pengetahuan tersebut bisa disebabkan karena belum ada kesiapan yang cukup kuat dalam berkeluarga yang menyebabkan munculnya pola asuh yang salah. Kondisi tersebut berpengaruh pada kurang optimalnya tumbuh kembang anak dan kemungkinan jika tidak berubah akan berpengaruh pada masa depannya. Penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa setiap pola asuh yang diberikan kepada anaknya akan berpengaruh pada perkembangan anak. Dengan menerapkan pola asuh yang lebih baik seperti pola asuh otoratif, orang tua dapat membantu menciptakan generasi yang lebih sehat baik secara mental maupun emosional. Edukasi dan dukungan untuk orang tua sangat dibutuhkan untuk menjamin bahwa mereka siap dan mampu memberikan asuhan yang optimal bagi anak-anak mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun