Mohon tunggu...
NAIFA PUTI
NAIFA PUTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - NIM 22107030055 UIN SUNAN KALIJAGA

mahasiswa UIN sunan kalijaga prodi ilmu komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jadi yang Paling Cemas atau Si Paling Ikhlas, Bagaimana Kamu tentang Masa Depan?

15 Juni 2023   07:23 Diperbarui: 15 Juni 2023   07:30 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest by @pngtree

Apakah benar Kepasrahan membuat masa depan tertata?

Masa mendatang atau masa depan merupakan hal yang tidak bisa kita tebak, kita hanya bisa memprediksi, menduga, dan mengira-ngira apa yang akan terjadi, tetapi pada akhirnya kita tidak tahu apa yang akan terjadi. Kita hanya bisa berusaha mempersiapkan diri untuk bertemu dengan takdir-takdir masa depan yang akan terjadi pada diri kita sendiri dengan harapan hal tersebut yang terjadi sesuai dengan apa yang kita inginkan selama ini. 

Sejauh ini kita selalu berpikir akan masa depan yang kita inginkan dan masa depan yang tidak kita inginkan di dalam hidup kita dan secara manusiawi kita pasti menginginkan hal hal yang baik saja yang terjadi di kehidupan kita juga berharap akan dihindarkan dari hal hal yang buruk. Dengan pemikiran ini secara tidak langsung tertanam di otak kita kalau kita hanya ingin mendapatkan hal-hal yang terbaik selama menjalani kehidupan.

Dalam melihat kenyataan ini ada hal yang sangat memengaruhi yaitu kesiapan diri kita untuk menerima hal yang akan terjadi. Menerima tidak bisa disamakan dengan pasrah, kedua hal ini memiliki arti dan makna yang berbeda.

Harapan tidak akan bisa dipisahkan dari kekhawatiran, saat kita mengharapkan sesuatu kita tentunya kita memiliki kekhawatiran bagaimana jika hal itu tidak bisa digapai, tetapi dengan kesiapan menerima apapun yang terjadi kita dapat belajar untuk menghilangkan rasa khawatir walaupun secara perlahan.

pinterest @raraririuru
pinterest @raraririuru

Kesiapan dalam menerima apapun yang terjadi ini didasari oleh dua kenyataan mutlak yaitu, pertama dimana ada sebab disitu pasti ada akibat umpamanya seperti hal hal baik yang kita harapkan dalam kehidupan kita adalah akibat maka kita perlu mengupayakan penyebab penyebabnya seperti dengan melakukan dan mempersiapkan segala sesuatu dengan baik agar akibat yang kita dapat sesuai dengan kebaikan yang kita buat.

Lalu yang kedua segala sesuatu yang muncul pasti akan berakhir umpamanya seperti jika hal hal baik yang kita rencanakan telah tercapai, kita pasti akan menyadari dikemudian hari kalau segala sesuatu pasti akan usai juga begitu juga sebaliknya, hal buruk yang kita hadapi dikemudian hari pasti akan usai. 

Dengan menyadari akan dua hal ini secara tidak langsung kita akan mengkondisikan diri kita untuk siap menerima apapun yang akan terjadi dan hal yang paling penting kita sebagai seorang manusia adalah berusaha sebaik baiknya dan sesadar sadarnya bukan semata mata di kendalikan oleh perasaan

Terakhir sikap menerima bisa digunakan untuk menghadapi hal hal yang baik dan hal hal yang buuk, terkadang hal hal yang baik bisa datang darimana saja karena kita merasa belum pantas alhasil kita curiga kenapa hal sebaik ini bisa terjadi ke diri kita dan berakhiran memiliki prasangka buruk, padahal hal yang kita dapat saat ini merupakan hasil yang telah kita lakukan sebelumnya. 

Begitupula sebaliknya saat hal hal buruk terjadi dikehidupan, kita malah tidak mau menerimanya atau denial dan malah melemparkan kesalahanya kepada orang lain tanpa mau peduli apa dan bagaimana hal buruk itu terjadi, sikap seperti ini merupakan sikap yang sangat amat tidak bertanggung jawab dan bukan hanya merugikan dirimu tetapi juga merugikan orang disekitamu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun