Mohon tunggu...
Nur Ainisa Naidila Putri
Nur Ainisa Naidila Putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Statistic Enthusiast | Data Analyst | Students of Airlangga University

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Pemasalahan Sampah di Indonesia Belum Berakhir, Eco Enzyme Menjadi Solusi Efektif Pengolahan Sampah Organik

7 Januari 2025   13:30 Diperbarui: 7 Januari 2025   13:21 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

“Pemasalahan Sampah di Indonesia Belum Berakhir, Eco Enzyme Menjadi Solusi Efektif Pengolahan Sampah Organik”

Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia, setelah China. Sampah sisa makanan merupakan jenis sampah terbanyak di Indonesia. Sumber sampah sebagian besar berasal dari rumah tangga (35,26 persen) dan pasar (27,79 persen). Hingga 24 Juli 2024, jumlah timbunan sampah nasional di Indonesia mencapai 31,9 juta ton, berdasarkan data Sistem Pengolahan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Dari jumlah tersebut, 20,2 juta ton (65,24%) sudah terkelola, sedangkan 10,77 juta ton (34,76%) tidak terkelola. 

Sampah organik merupakan kontributor terbesar dalam menghasilkan emisi gas rumah kaca jika tidak terkelola dengan baik. Sampah sisa makanan merupakan komponen terbesar dari sampah organik di Indonesia, mencapai 41,27% dari total timbulan sampah. Beberapa faktor yang menyebabkan volume sampah di Indonesia meningkat tak lain karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang benar, kebiasaan membuang sampah sembarangan, tidak melakukan daur ulang, minimnya upaya pemisahan sampah organik dan anorganik, dan lain-lain. Masalah ini tentu harus segera ditanggulangi mengingat jumlah sampah akan semakin banyak jumlahnya seiring dengan bertambahnya jumlah masyarakat di Indonesia.

Salah satu cara menanggulangi sampah di Indonesia khususnya sampah organic adalah dengan pengolahan Eco Enzyme. Menurut Imron (2020) eco enzyme merupakan hasil dari fermentasi limbah sampah organik seperti ampas buah dan sayuran, gula (gula aren, gula merah, atau gula tebu), dan air. Eco enzyme merupakan singkatan dari dua kata yaitu ekologi dan enzim. Eco singkatan dari kata ekologi yang dikemukakan pertamakali oleh Ernst Haekel seorang ahli zoology Jerman pada tahun 1869. Haekel mendefinisikan ekologi suatu pelajaran yang mengajari interaksi timbal balik antara organisme terhadap lingkungannya. Sedangkan enzyme berasal dari kata Yunani. Enzyme memiliki arti penyebab suatu perubahan. Enzim ialah bagian terkecil yang memiliki fungsi untuk mempercepat suatu gerakan reaksi kimia tanpa adanya perubahan secara kimiawi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa eco enzyme adalah suatu proses fermentasi yang memanfaatkan sisa sampah organik seperti buah- buahan, sayur-sayuran, air dan gula merah (Rahmawati & Sri Nanda, 2021). Pengolahan sampah organik menjadi eco enzyme merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Dr. Rasukon Poompanvong dari Thailand yang kemudian dikembangkan dan diperkenalkan lebih luas oleh Dr. Joean Oon, seorang peneliti Naturopathy dari Penang, Malaysia. 

Pengolahan Eco Enzyme ini memiliki banyak sekali manfaat. Selain dapat mengurangi jumlah sampah organic di Indonesia, pengolahan ini dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia khususnya ibu rumah tangga. Karena dengan ikut menerapkan pemanfaatkan sampah organik dari limbahnya sendiri, masyarakat akan menjadi lebih kreatif, pemerintah pun dapat terbantu permasalahan sampah ini melalui pengelolaan Eco Enzyme tersebut.

Berikut beberapa fungsi dan kegunaan dari Eco Enzyme :

  • Cairan Pembersih Serbaguna
  • Pupuk Tanaman
  • Pengusir Hama
  • Melestarikan Lingkungan
  • Mengurangi Polusi
  • Penyaring Udara
  • Pemurni Kolam Ikan
  • Pembersih Karat
  • Pengharum Mobil

Dan masih banyak lagi kegunaan dan fungsi dari cairan Eco Enzyme. Selain cairannya pun, ampas dari pengolahan Eco Enzyme sendiri dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman dan pembersih selokan atau got.

Adapun pembuatan Eco enzyme dapat dilakukan dengan mencampurkan sampah organik seperti sisa buah dan sayur dengan gula dan air dengan perbandingan sederhana 3 : 1 : 10. Gula yang direkomendasikan untuk pembuatan larutan eco enzyme adalah gula merah atau molase tetes tebu. Langkah pembuatannya pun cukup mudah. 

1. Pertama, bersihkan wadah dari sisa sabun atau bahan kimia, ukur volume wadah dan masukkan air bersih sebanyak 60% volume wadah. Lalu masukkan gula sesuai takaran, yaitu 10% dari berat air. 

2. Kedua, masukkan potongan sisa buah dan sayuran, yaitu 30% dari berat air, lalu aduk rata. Tutup rapat wadah dan pastikan tidak ada celah untuk udara masuk. Jika ingin hasil Eco Enzyme memiliki bau yang harum, disarankan untuk menambahkan limbah kulit jeruk.

3. Tahap terakhir dan yang menentukan berhasil tidaknya pengolahan eco enzyme yaitu buka wadah pada 1 minggu pertama, hal ini bertujuan untuk membuang gas yang ada didalamnya agar tidak meledak. Lalu aduk di hari ke-7 dan di hari ke-30.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun